jpnn.com - JAKARTA - PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) kian terpuruk memasuki pertengahan tahun ini. Perusahaan telekomunikasi milik Grup Bakrie yang beroperasi di jaringan CDMA itu mencatatkan rugi bersih Rp 316,833 miliar pada semester pertama 2014.
Dalam laporan keuangan yang diumumkan melalui keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, emiten dengan kode BTEL itu mencatatkan pendapatan usaha bersih Rp 773,026 miliar atau turun 30,5 persen jika dibandingkan dengan Rp 1,112 triliun pada semester pertama 2013.
BACA JUGA: Sentimen Negatif Data Makro
Untungnya, perseroan mampu menekan beban usaha menjadi Rp 899,977 miliar atau turun 11 persen daripada Rp 1,011 triliun pada periode sama tahun lalu.
BTEL mencatatkan rugi usaha Rp 126,951 miliar jika dibandingkan dengan semester pertama 2013 yang mencatatkan laba usaha Rp 101,472 miliar. Kinerja perseroan sebenarnya sedikit tertolong oleh perolehan laba selisih kurs Rp 105,900 miliar dibandingkan tahun lalu yang rugi selisih kurs Rp 114,288 miliar.
Namun, itu tetap tidak bisa menolong pos bottom line. Sebab, pada periode enam bulan pertama tahun ini, BTEL mencatatkan rugi bersih Rp 316,833 miliar atau meningkat 8,2 persen dibandingkan rugi bersih Rp 292,688 miliar pada periode sama tahun lalu.
Rugi bersih per saham dasar juga meningkat menjadi Rp 10,36 dibandingkan Rp 9,57 per lembar pada periode lalu.
BTEL disebut-sebut mulai menentukan rencana berbeda untuk memperbaiki kinerja perseroan agar tidak lagi sekadar mengandalkan pendapatan dari produk CDMA, Esia.
BACA JUGA: Citilink Tambah Lagi Rute ke Malang dan Surabaya via Halim
Namun, Chief Operating Officer BTEL Imanuddin Kencana saat dikonfirmasi belum bisa menyebutkan rencananya itu. "Iya nanti, kebetulan ini lagi meeting," ujarnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin.
Sementara itu, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) mencatat kenaikan kinerja signifikan pada laporan keuangan semester pertama 2014. Perusahaan investasi yang dibangun Sandiaga Uno itu mulai menikmati hasil dari eksplorasi kilang minyak.
Sepanjang enam bulan pertama 2014, SRTG mencatat laba bersih Rp 542 miliar atau melesat 242 persen dibandingkan Rp 158 miliar pada periode sama 2013. Laba bersih tersebut merupakan buah tumbuhnya pendapatan 165 persen menjadi Rp 3,1 triliun dibandingkan Rp 1,1 triliun pada periode sama tahun lalu.
Pertumbuhan itu terutama didorong laba yang dihasilkan sejumlah perusahaan investasi Saratoga serta peningkatan produksi dari bisnis kilang minyak. Di sektor kilang minyak, investasi dilakukan melalui PT Tri Wahana Universal (TWU) yang sepanjang periode ini mencatat kenaikan 170 persen dan memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja konsolidasi Saratoga.
Presiden Direktur SRTG Sandiaga S. Uno menyatakan, TWU berhasil meningkatkan kapasitas produksinya dari 6 ribu menjadi 18 ribu barel minyak per hari (bopd). Hingga kini, TWU merupakan satu-satunya perusahaan kilang minyak swasta di Indonesia. (gen/c22/oki)
BACA JUGA: 1 September Listrik Naik Lagi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu-ibu Tebus Emas, Ramadan Pegadaian Raup Rp 1,5 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi