jpnn.com, SURABAYA - Suara rentetan senjata terdengar saat Densus 88 Antiteror bergerak cepat, menangkap terduga teroris di rumah kontrakan di Sikatan IV, Manukan Wetan, Surabaya, Selasa (25/5) petang.
Penangkapan itu tidak mudah. Seorang terduga teroris sempat melakukan perlawanan hingga akhirnya baku tembak pun terjadi. Seorang terduga teroris bernama Teguh alias Dedi Sulistiantono akhirnya tewas dalam baku tembak itu.
BACA JUGA: Koopssusgab TNI Diaktifkan Lagi, Rakyat Diminta Tetap Tenang
Di tempat yang sama, Densus 88 bersama Brimob Polda Jatim juga mengamankan lima orang yang merupakan istri dan anak-anak Teguh.
Moch Fachrul Efendy mengatakan, kejadian penangkapan itu berlangsung sekitar 17.10 WIB. Saat itu ada beberapa petugas pakaian preman yang berlari dan melakukan beberapa tembakan. Baku tembak pun tidak bisa dihindari antara petugas dengan terduga teroris. "Warga yang berada di sekitar panik, mereka tidak tau kalau ada penangkapan teroris di sini," ujarnya.
BACA JUGA: Respons Wiranto soal Desakan Ganti Kapolri dan Kepala BIN
Teguh bersama istri dan empat anaknya diketahui sudah lama tinggal di sebuah rumah kontrakan di Sikatan IV. Tetangga kontrakan Teguh, Anita menjelaskan, petugas mengamankan Suyanti (istri Teguh) dan empat anaknya. "Anak laki-lakinya yang bungsu tadi nangis melihat ibunya dibawa," terangnya.
Teguh selama ini dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Dia diketahui bekerja sebagai tukang las kapal di Perak. Sementara Yanti, sapaan Suyanti, kesehariannya berjualan kue untuk di setorkan ke warung-warung. "Dia (Yanti) masih bersosialisasi dengan warga. Kalau suaminya memang pendiam,” katanya.
BACA JUGA: Teroris Marak, Prabowo Subianto: Dari Dulu Saya Ingatkan
Pasutri ini memang dikenal hidup serba terbatas. Kadang Suyanti tak hanya berjualan kue, tapi juga ikan hasil pancingan suaminya. “Kadang kalau pas Ramadan jualan buah keliling,” kata tetangga lainnya.
Selama ini para tetangga mengetahui Teguh dan Yanti tak menyekolahkan anak-anaknya. Anak-anak pasutri itu hanya belajar ngaji di TPG Al Hidayah.
Sejumlah warga melihat Yanti sejak setahun terakhir penampilannya agak berubah. Dulu dia awalnya tidak berhijab. Namun kemudian berhijab. “Awalnya kerudungnya biasa. Makin ke sini makin panjang dan ke mana-mana pakai kaos kaki,” ujarnya. Meski penampilan berubah, namun Yanti tetap dikenal sebagai pribadi yang nyemanak (ramah).
Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan yang datang ke TKP, mengatakan bahwa, dirinya akan menindak terus terkait teroris yang ada di Surabaya. Terkait keluarga yang berhasil diamankan. Rudi menuturkan bahwa yang diamankan dibawa ke Polda Jatim untuk dilakukan pemeriksaan.
BACA JUGA: Prabowo tak Setuju RUU jadi Alasan Sulit Lawan Terorisme
Tim Densus 88 Anti Teror tak hanya mengamankan pelaku. Mereka juga sempat meledakan bom. Diduga bom tersebut merupakan buah karya Teguh yang ada di kontrakannya. Teguh sendiri diketahui masih satu keluarga dengan terduga teroris lain yang berhasil dilumpuhkan Densus 88 di Rusunawa Wonocolo, yakni Anton Febriantono. Anton sendiri diketahui memiliki KTP dengan alamat Jalan Manukan Indah blok 19H, Tandes.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kemarin sempat hadir di lokasi. Menurut dia, pelaku selama ini belajar membuat bom belajar dari internet. “Dari introgasi polisi seperti itu. Makanya Kemenkominfo harus memblokir itu,” ujarnya.
Risma sepertinya lupa bahwa sebenarnya Kemenkominfo sudah berkali-kali memblokir situs-situs yang berbau radikal. Tapi memang pemblokiran itu tak efektif karena pelaku masih bisa dengan mudah membuat situs baru lewat penyedia hosting dan domain gratisan. (omy/gun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terduga Teroris Tangerang Diduga Kaki Tangan ISIS
Redaktur & Reporter : Soetomo