jpnn.com, JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) TNI telah bergerak ke berbagai daerah, membantu Polri dalam menangani terorisme.
"Sudah berjalan," ucap Moeldoko di Istana Negara, Jakarta, Rabu (16/5). Koopssusgab TNI dibentuk ketika Moeldoko menjadi panglima TNI pada 2015. Tapi setelah dia pensiun dan digantikan Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, satuan tersebut dibekukan. Inilah yang diaktifkan kembali oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto atas restu Presiden Joko Widodo.
Pihaknya menyebutkan operasi yang dijalankan Koopssusgab TNI bertujuan untuk preventif agar masyarakat merasa tenang. Karenanya dia mengimbau rakyat untuk tidak merespons peristiwa teror yang belakangan terjadi.
BACA JUGA: Respons Wiranto soal Desakan Ganti Kapolri dan Kepala BIN
"Mungkin beberapa saat ini akan ada situasi-situasi seperti itu jangan ditanggapi dengan kekhawatiran berlebihan, biasa, serahkan sepenuhnya kepada aparat keamanan, kepolisian dan TNI bekerja penuh. BIN dan seluruh jajaran Bais juga bekerja bersama sama," jelasnya.
Saat ini, katanya, Koopssusgab TNI perannya tetap membantu Polri dalam menangani terorisme. Nanti ketika revisi Undang-undang Anti-terorisme yang sedang berproses di dewan telah disahkan menjadi UU, satuan komando ini akan menyesuaikan perannya.
BACA JUGA: Teroris Marak, Prabowo Subianto: Dari Dulu Saya Ingatkan
Mengenai teknis lapangan, pengerahan Koopssusgab TNI disesuaikan dengan kebutuhan. Apakah cukup berupa pengerahan intelijen atau menurunkan kekuatan reguler. Yang pasti satuan ini bisa digerakkan kapan pun ke mana pun.
"Kemana pun diperlukan siap digerakkan. Kita berharap lebih memberikan kekuatan yang optimal di lapangan. Apakah itu kekuatan intelijennya atau kekuatan unsur-unsur represifnya," jelas Moeldoko.
BACA JUGA: Terduga Teroris Tangerang Diduga Kaki Tangan ISIS
Soal apakah satuan ini memiliki kewenangan menangkap, mantan Kepala Staf Angkatan darat (KSAD) ini menyebutkan akan disesuaikan dengan UU yang baru hasil revisi nanti.
"Tetapi kalau sudah ada indikasi, kepolisian sudah mendeteksi dia (terduga teroris) melakukan kegiatan menyiapkan bom dan seterusnya, tidak perlu (menunggu) tangkap saja langsung," tutur pria kelahiran Kediri, Jawa Timur ini.
Dia juga menambahkan bahwa tugas-tugas Koopssusgab TNI tidak akan tumpang tindih dengan Densus 88 Antiteror Polri. Sebab, semua akan bersatu membantu Polri melawan ancaman terorisme.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Teror di Mapolda Riau, Begini Respons Istana
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam