Balasan Setimpal Umpat Orang Tua, Terusir dari Rumah, Warisan Dihibah ke Panti

Minggu, 30 April 2017 – 20:48 WIB
Balasan Setimpal Umpat Orang Tua, Terusir dari Rumah, Warisan Dihibah ke Panti. Ilustrasi Fajar/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Di usianya yang bakal sama-sama memasuki 70 tahun, pasangan suami istri, sebut Donwori dan Karin, memilih hidup ngekos daripada harus ikut ketiga anaknya yang sudah berumah tangga.

Selain sering dibentak, kakek-nenek tiga cucu itu merasa anakanaknya sering berebut warisan di kawasan Pandigiling, Surabaya.

BACA JUGA: Angka Perceraian di Daerah Ini Mengejutkan

==========================
Umi Hany Akasah - Radar Surabaya
==========================

Dalam kondisi tubuh yang sudah tua, Donwori dan Karin datang ke Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya.

BACA JUGA: Cinta Pertama Dibawa Sampai Uzur, Bersemi saat Reuni SMP

Mereka ingin berkonsultasi dengan beberapa pengacara soal keputusan keduanya yang ingin menghibahkan hasil penjualan rumah kepada yayasan yatim piatu.

“Rumah dan tanahnya pas di belakang supermarket. Ya…luasannya bisa mencapai 335 meter persegi. Lumayan kalau buat parkiran maupun gudang,” kata Donwori.

BACA JUGA: Prahara Celana Dalam Wanita Bermotif Bunga di Tas Suami

Beberapa orang sudah menawar tanah itu. Bahkan ada yang menawar Rp 3 miliar sampai Rp 5 miliar, karena lokasinya memang sangat strategis.

“Sekarang ditempati dua anak dan mantu saya. Yang satunya, tinggal di rumah mertuanya. Saya sih enggak papa mereka tinggali. Rencananya bahkan saya bagi. Lha, tapi saya dan ibunya dimarahin terus,” kata veteran itu.

Malang memang nasib keduanya. Di rumahnya sendiri keduanya harus terusir.

Kejadiannya yakni ketika Dondon, putra keduanya sedang teramat sangat marah. Hampir empat bulan nganggur dan tidak memiliki pendapatan.

Sebagai orang tua, Donwori meminta Dondon bersabar dan berdoa. Akan tetapi, justru Karin ditendang hingga tulang iganya sakit. Ironisnya, istrinya pun emosi dan mengusir mereka.

Tak hanya anak kedua dan mantunya, anak pertama serta si bungsu pun tampak tak mau bersabar dengan kondisi mereka. Seringkali Donwori dan Karin dipukuli oleh anak-anaknya.

“Saya juga enggak nyangka mereka kok bisa segitunya sama orang tua. Saya hanya berdoa semoga mereka sukses. Kalau kami sih umurnya sudah tua, berharap yang terbaik bagi mereka,” jelas Donwori.

Upaya Donwori untuk memberikan hasil penjualan rumahnya kepada yayasan yatim piatu, ternyata diketahui oleh putri keduanya, sebut Mira.

Dia datang ke PA dan mencari kedua orang tuanya. Mira mengetahui niat penjualan rumah itu, yakni dari makelar penjualan rumah.

“Bapak ibuk ojok jahat ambek anak-anakmu. Wes gak iso ngerteni anake, malah enggak ngasih opo-opo. Jan wong tua sing kurang ajar tenan kok karo anake,” kata Mira mengumpat orang tuanya.

Melihat Mira emosional dan hampir mengobrak-abrik orang tuanya, satpam dan pengunjung PA marah.

Mereka justru menarik tangan Mira dan menyuruhnya pergi. Beberapa dari mereka ada yang akan menelepon polisi.

“Kualat-kualat koen nang wong tuo,” kata beberapa pengunjung PA.

Sementara itu, Karin tampak menangis sambil sesekali menjerit. Sang suami terus meminta istrinya diam. Mereka pun akhirnya ditenangkan di warung belakang PA. (*/opi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika Suami Berharap Dandanan Istri Mirip Artis di TV


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler