jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meninjau lokasi bencana longsor akibat gempa bumi berkekuatan 4.8 magnitudo di Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali pada Selasa (19/10).
Saat ini, bencana longsor dan gempa bumi di Bali masih dalam masa tanggap darurat bencana.
BACA JUGA: Kemensos Bergerak, Bantuan Gempa Bali dan Bencana Polewali Mandar Meluncur
Menko Muhadjir pun meminta pihak terkait yakni pemerintah daerah, BPBD, bersama BNPB untuk menangani dampak bencana dengan baik. "Keadaan darurat ini harus segera ditangani," ujarnya.
Korban yang meninggal dipulasara sesuai tradisi ajaran agama yang dianut. Ssetelah itu tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Jadi sekarang ini masih tahap darurat
BACA JUGA: Gempa Guncang Karangasem Bali, Kemensos Bergerak Kirim Bantuan
Dalam kesempatan tersebut, Menko PMK mengunjungi rumah warga yang terdampak longsor. Sebanyak lima kepala keluarga (KK) menjadi korban paling terdampak reruntuhan longsor. Imbasnya, rumah yang mereka huni rusak parah dan tidak bisa ditempati.
Menko Muhadjir meminta Pemda untuk memprioritaskan penanganan lima keluarga yang menjadi korban reruntuhan longosor. Apalagi mereka belum mendapatkan tempat penampungan yang layak.
BACA JUGA: Muhadjir Effendy Sampaikan Kabar Baik soal Terapi Pasien Covid-19
"Lima KK ini saya minta dalam minggu ini harus sudah mendapatkan tempat tinggal sementara. Tidak boleh dihantui oleh trauma karena semua rumahnya hancur, sementara dia belum pasti tinggal di mana," imbuh Menko Muhadjir.
Dia memerintahkan pemerintah daerah dan BPBD untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat melalaui BNPB dan Kemenko PMK. Hal itu agar penanganan bencana gempa Bali bisa teratasi dengan baik.
"Saya juga sudah minta Pak Deputi 2 (Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana) Letjen Sudirman untuk menangani dan berkoordinasi bersama BNPB dan BPBD. Pokoknya saya minta semua dicek. Kedaruratan ini harus selesai dengan baik," tuturnya.
Diketahui kondisi yang timbul pascagempa bumi di Bali cukup memprihatinkan. Jumlah korban jiwa terdampak yaitu tiga orang meninggal dunia, delapan orang luka berat, 74 luka ringan, dan lima KK atau 19 jiwa mengungsi.
Selain itu, tiga desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, terisolasi akibat satu-satunya jalur darat yang menghubungkan wilayah mereka menuju Kota Bangli tertimbun material longsor.
Desa yang terisolasi tersebut adalah Desa Trunyan, Desa Abangsongan dan Desa Abang Batudinding. Secara keseluruhan, tiga desa tersebut dihuni oleh 503 KK.
Mantan mendikbud itu menerangkan saat ini pemerintah pusat dan daerah telah menyalurkan ragam bantuan untuk warga yang terisolasi melalui jalur danau. Mulai dari bantuan pangan sembako, pakaian, selimut, alat kebersihan.
Pemerintah pusat juga telah menyalurkan Dana Siap Pakai (DSP) yang digunakan untuk kebutuhan penanganan pascagempa masing-masing sebesar Rp 250 juta untuk Kabupaten Bangli dan Kabupaten Karangasem.
Selain itu, Menko PMK memberi perhatian khusus pada perempuan dan anak-anak. Dia meminta kebutuhan khusus untuk perempuan dan bayi juga dapat dipenuhi dengan baik.
"Saya minta supply kebutuhan anak misalnya pampers, susu formula, karena tadi ada anak kecil. Kemudian kebutuhan untuk ibu-ibu dan perempuan juga harus disiapkan. Biasanya itu dianggap remeh, padahal itu justru yang penting," paparnya.
Dalam kesempatan itu, Menko PMK juga menyalurkan bantuan paket sembako dari sumbangan Kemenko PMK Peduli, simbolis bantuan 15 paket tas sekolah berisi alat tulis sekolah dan masker, serta 15 paket kebutuhan spesifik wanita dan masker. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesya Mohamad