Bali Masih Jadi Idola Turis Jepang

Rabu, 08 Februari 2017 – 14:09 WIB
Ilustrasi Pantai Kuta. Foto: JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Ke mana warga Jepang menghabiskan masa liburannya? Refreshing? Wisata bersama keluarga tercinta? Seperti paduan suara, mayoritas kompak menjawab Hawaii, Amerika Serikat.

Dari pelajar, anak muda, pegawai kantoran, hingga lansia seolah sudah dibrain storming dengan brand Hawaii, jauh di Pacifik saja. “Nomor satu pasti Hawaii,” ungkap Sawamura Hidetoshi, warga Osaka yang berusia 68 tahun.

BACA JUGA: Gerak Cepat Demi Pengembangan Destinasi Tana Toraja

“Pasti Hawaii,” sambung Yomikomo Mimoko, 48 tahun.

“Hawaii juga,” timpal Takamura, 31 tahun. Hampir semua yang di-interview menjawab Hawaii.

BACA JUGA: Ambon Siapkan 4 Event Kelas Dunia

Mayoritas warga Osaka, Jepang lebih suka berjalan-jalan ke Hawaii lantaran di Negeri Paman Sam itu sangat welcome dan mereka seperti berada di negara sendiri.

Surat Izin Mengemudi (SIM) Jepang berlaku di sana. Tidak perlu switch ke SIM internasional, warga Jepang sudah bisa keliling mengajak keluarga dengan mobil sewaan.

BACA JUGA: Potensi Besar, Turis India Harus Digarap Maksimal

Tradisi lingkungan dan toilet bersih pun bisa dengan mudah dijumpai di Hawaii. Satu hal yang paling membuat orang Jepang bersemangat saat liburan di Hawaii adalah toiletnya yang banyak, ada di mana-mana, dan bersih-bersih.

Toilet khusus untuk penyandang cacat dan orang lanjut usia juga banyak tersedia di Hawaii. Bahkan bangku-bangku untuk dijadikan tempat rehat bagi warga lanjut usia juga banyak.

“Sebagian besar penduduk Jepang berusia lanjut. Jadi bila ada fasilitas untuk penyandang cacat dan orang lanjut usia akan sangat membantu aktivitas kami. Dan di Hawaii, fasilitas untuk orang cacat ada dimana-mana,” terang Sawamura Hidetoshi.

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Bali? Lombok? 10 Top Destinasi? Yang sering mendapatkan award Asia dan dunia? Yang punya underwater terbaik di dunia? Private Island terbaik dunia? Rupanya, Indonesia juga masuk radar para traveller Jepang.

Hanya saja, umumnya warga Jepang hanya kenal Bali. Lombok yang hanya terpaut 30 menit dari Pulau Bali, belum masuk dalam radar warga Osaka. Destinasi yang baru saja memboyong 3 gelar juara dunia Halal Tourism 2016 dan punya tiga gili yang sudah mendunia masih terdengar asing di telinga orang Jepang. Begitu juga dengan 10 destinasi prioritas.

”Saya tahu Bali. Orang Jepang yang sudah berusia lanjut umumnya suka travelling. Dankaum lansia Jepang suka sekali melihat Pura dan sawah di Bali. Kalau Lombok, saya belum tahu. Destinasi prioritas juga belum tahu. Kalau destinasi wisatanya menyediakan fasilitas orang lanjut usia, toiletnya bersih, mungkin saya akan ke sana,” ucap Masatoshi Nakayama, 51 tahun.

Raja Ampat di Papua Barat? Destinasi selam nomor satu dunia di 2015 versi CNN? Namanya juga sudah berkibar di Jepang. Hanya saja, akses menuju Raja Ampat dinilai masih sangat minim.

“Saya pernah ke Raja Ampat. Tempatnya sangat bagus. Pemandangan langit senja di sana begitu menawan. Ikan dan coralnya juga warna-warni dan unik-unik, sulit dicari di destinasi lain. Tapi akses menuju sana masih terlalu lama. Kalau bisa dipangkas, saya kira akan banyak warga Osaka yang tertarik ke sana,” sambung Nakayama.

Untuk menuju Raja Ampat, Nakayama mengaku pernah menghabiskan waktu hingga 24 jam. Penerbangan Osaka – Jakarta – Balikpapan – Sorong, masih terlalu lama. Waktu transitnya pun ada yang sampai menghabiskan 3 jam lebih.

Itu belum ditambah dengan penyeberangan dengan kapal cepat dari Sorong ke Raja Ampat. “Kalau dibuat hub Bali – Sorong saya kira akan sangat membantu,” sebutnya.

Lantaran tak ingin menghabiskan waktu terlalu lama di jalan, warga Jepang akhirnya lebih memilih Bali dan Jogjakarta untuk dijadikan destinasi liburan mereka. 

“Di Jepang, jumlah warga senior (lansia, red) jumlahnya paling banyak. Mereka punya uang, tapi ada keterbatasan untuk melakukan aktivitas wisata . Kalau ada banyak fasilitas untuk lansia, banyak disediakan tempat duduk, akses penerbangannya tidak lama, saya yakin akan banyak warga Jepang yang akan berlibur ke Indonesia,” ungkap Nakayama.

Dari data BPS, di 2016 silam, 51,44 persen warga Jepang memilih Jakarta untuk bisnis dan berlibur. Bali ada di posisi kedua dengan 40,63 persen.

Destinasi lainnya jumlahnya hanya rombongan kecil. Jabar dikunjungi 6,76 persen warga Jepang, Jogjakarta 4,77 persen dan Jawa Timur 3,9 persen. Jumlahnya 400 ribu-an orang yang memilih Indonesia untuk dijadikan destinasi liburan.

Menpar Arief Yahya mengakui, pertumbuhan wisman asal Jepang memang landai-landai saja. Lonjakannya tidak spektakuler. Mereka sangat sensitive dengan fasilitas public yang berstandar internasional, seperti toilet, transportasi lokal, yang available buat orang-orang senior, atau mereka yang berusia lanjut.

“Kalau dari jarak tempuh dan waktu tempuh, tujuh jam itu sebenarnya masih termasuk medium haul flight. Cukup ideal bagi traveller. Soal fasilitas publik di destinasi yang belum sempurna, itu adalah salag satu PR kita,” kata Mantan Dirut PT Telkom ini.

Pria asal Banyuwangi ini yakin, progress pengembangan destinasi dan industry Pariwisata nasional juga semakin cepat. Semakin meyakinkan untuk menarik minat wisman dengan originasi Jepang ke tanah air.

“Tourism itu adalah proximity, kedekatan. Jepang-Indonesia itu, dekat dalam jarak, cultural dan sejarah,” ungkap Arief Yahya. (jpnn)                 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dishub Jajaki Peluang Penerbangan ke Maratua


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler