jpnn.com, LUMAJANG - Anggota DPC PDIP Lumajang Supratman angkat bicara terkait pemasangan baliho bergambar Puan Maharani di kawasan terdampak bencana erupsi Gunung Semeru.
Puluhan baliho Puan Maharani tersebut sebagian telah dicopot oleh Satpol PP Lumajang sejak Rabu (22/12).
BACA JUGA: Baliho Puan Maharani di Kawasan Bencana Erupsi Gunung Semeru Dicopot Satpol PP
Sepengetahuan Supratman, baliho ketua DPR RI itu tidak dipasang oleh pengurus DPC PDIP Lumajang.
"Setahu saya, baliho dipasang bukan oleh partai, melainkan sukarelawan," kata Supratman, diberitakan jatim.jpnn.com.
BACA JUGA: Berita Duka: Mbah Minto YouTuber asal Klaten Meninggal Dunia
Dia juga menyebut pemasangan baliho Mbak Puan itu tanpa sepengetahuan DPC PDIP Lumajang.
Untuk memastikan itu, dia mengarahkan untuk menanyakan langsung kepada ketua parpolnya di sana.
BACA JUGA: Ada Isu Tak Sedap Jelang Muktamar NU, Ketua KPK kepada Irjen Karyoto: Tolong Dilacak
"Coba langsung tanya kepada ketua (DPC PDIP Lumajang, red) kalau begitu," ujar Supratman.
Sementara itu, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lumajang Ahmad Taufik mengatakan pemasangan baliho Puan Maharani itu tidak berizin.
"Sepanjang yang saya tahu, pemasangan baliho belum masuk aplikasi perizinan kami," ucapnya.
Atas dasar itulah Taufik meminta kepala Satpol PP Lumajang berkoordinasi dengan pemasang baliho.
"Satpol PP saya instruksikan untuk mengonfirmasi kepada yang bersangkutan," katanya.
Sebelumnya, Kasatpol PP Lumajang Matali Bilogo mengatakan telah meminta pemasang untuk mencopot sendiri baliho ketua DPR RI itu.
BACA JUGA: Mbah Minto Meninggal, Ucup Klaten: Terima Kasih untuk Semua Kebaikan
"Kami sudah berkoordinasi dan mengingatkan mereka agar baliho segera dicopot, tetapi sampai sekarang belum dilakukan," ujar Matali diberikan jatim.jpnn.com.
Lantaran tak digubris, Matali memerintahkan jajarannya mencopot baliho-baliho bergambar ketua DPP PDIP itu.
Jumlah baliho bergambar Puan Maharani yang terpasang di lokasi terdampak bencana itu cukup banyak, tetapi baru 26 baliho dicopot.
"Ini masih proses dan belum selesai, sangat banyak," ucap Matali. (mcr26/fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam