Balitbang Kemenhub Gandeng ITS Kaji Strategi Pemulihan Transportasi di Kala Pandemi

Selasa, 29 September 2020 – 20:20 WIB
Calon penumpang kapal yang ingin menyeberang. Foto: Cecep Mulyana/Batam Pos

jpnn.com, JAKARTA - Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan bersama Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) bekerjasama memulihkan sektor transportasi yang terdampak pandemi corona.

Salah satunya dengan melalui kajian dengan tema Strategi Adaptasi dan Pemulihan Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan Pada Saat dan PascaPandemi Covid-19, pada Selasa (29/9).

BACA JUGA: Balitbang Kemenhub dan Perguruan Tinggi Kaji Strategi Pemulihan Angkutan Kereta Api

“Pandemi memang akan menurunkan pertumbuhan ekonomi, namun tanpa upaya sigap dari pemangku kebijakan untuk selamatkan nyawa penduduk Indonesia, maka optimistis perekonomian tidak akan pernah datang,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Umiyatun Hayati Triastuti.

Hayati menambahkan bahwa sektor maritim bukan hanya berfungsi untuk meningkatkan aktivitas ekonomi saja, tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan kedaulatan negara.

BACA JUGA: AQUA Japan Salurkan 1.356 unit APD dan Perangkat Elektronik untuk Petugas Kesehatan

Bahkan berperan juga untuk menyatukan wilayah yang tersebar di Indonesia. Karena itu perlu adanya pemulihan bisnis sektor transportasi perairan di saat dan pascapandemi.

Berdasarkan laporan pada Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, untuk kondisi transportasi laut dari Mei hingga saat ini telah mengalami kenaikan baik untuk angkutan penumpang maupun logistik.

BACA JUGA: Lewat Cara ini Kementerian PUPR Terus Tingkatkan Kualitas Permukiman dan Perumahan

Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo mengatakan bahwa Indonesia diuntungkan dengan luasnya wilayah, dan jumlah penduduk yang besar, hal ini menyebabkan kebutuhan angkutan logistic yang cukup tinggi.

“Kargo harus jalan, penumpang juga harus jalan, sehingga ekonomi bisa terus berjalan, namun tentu harus dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat,” ujar Agus.

Selain pengawasan terhadap protokol kesehatan, Kementerian Perhubungan telah memberikan relaksasi terhadap operator untuk sertifikasi kapal, perijinan, dan yang lainnya.

Berdasarkan hasil rekomendasi dari kajian yang telah dilakukan oleh ITS, perlu ada stimulus untuk kembali memulihkan kondisi transportasi laut, sungai, danau, dan penyeberangan ini.

Rektor ITS, Mochammad Ashari mengatakan terdapat beberapa instrument yang telah dikemukakan, salah satunya subsidi kepada operator dengan optimalisasi pemanfaatan program pemulihan ekonomi nasional (PEN), berupa keringanan penangguhan pembayaran pajak, pembebasan biaya kepelabuhanan, relaksasi pinjaman, ataupun subsidi terkait biaya penerapan protokol kesehatan.

“Tanpa adanya relaksasi atau bantuan, kawan-kawan di bisnis kapal dan penyeberangan akan sulit untuk bangkit,” tandas Ashari.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler