Balitbang Kemenhub Gandeng UGM Kaji Strategi Pemulihan Angkutan Logistik di Kala Pandemi

Jumat, 02 Oktober 2020 – 15:24 WIB
Kementerian Perhubungan. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan webinar seri #8 untuk mendiseminasikan hasil kajian terkait strategi pemulihan angkutan logistik pada masa pandemi Covid-19.

Di masa pandemi para pelaku industri logistik harus bisa melakukan penyesuaian dan merumuskan bentuk strategi baru di era transisi menuju adaptasi baru.

BACA JUGA: Balitbang Kemenhub Gandeng ITS Kaji Strategi Pemulihan Transportasi di Kala Pandemi

Kebijakan dan dukungan penuh dari regulator dapat mendorong sektor usaha jasa angkutan barang/logistik agar tetap bisa bertahan dan bangkit kembali secara bertahap sehingga proses pendistribusian pasokan kemanusiaan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

“Dalam rangka pemulihan kesehatan dan ekonomi ini harus dilakukan dalam satu kemudi, di mana instrumennya adalah menekan kurva Covid-19 dengan berbagai protokol kesehatan. Jika kurva Covid-19 berhasil ditekan, maka kita bisa mulai dengan Jaring Pengaman Sosial (JPS), dan Jaring Pengaman Sektor Riil (JPSR),” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Umiyatun Hayati Triastuti.

BACA JUGA: Akui Pernah Leave Grup Pertemanan, Melaney Ricardo: Kalau Enggak Keluar Hancur sih Gue

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza menyebut pandemi Covid-19 menyadarkan mengenai perlunya akselerasi untuk sistem transportasi di masa depan.

Smart mobility and logistic, automated & autonomous vehicle yang terintegrasi dengan system cerdas akan berdampak pada sistem transportasi jangka panjang.

BACA JUGA: Balitbang Kemenhub dan Perguruan Tinggi Kaji Strategi Pemulihan Angkutan Kereta Api

Berdasarkan kajian, terdapat dua kebijakan yang bisa dilakukan. Pertama adalah kebijakan jangka pendek yang dapat dilakukan antara lain merencanakan rantai pasok komoditi kesehatan, menentukan lokasi simpul (stasiun) utama sebagai hub/terminal.

Kemudian penyediaan fasilitas pendukung distribusi komoditi kesehatan, dukungan regulasi, koordinasi lintas operator angkutan barang, penyiapan SDM perkeretaapian, dan pemanfaatan IT untuk dukung proses tracking dan tracing system.

Sedangkan kebijakan jangka panjang yaitu merencanakan model bisnis logistik kemanusiaan, perluasan jaringan simpul/hub/terminal, pengembangan fasilitas pendukung distribusi.

Serta formulasi skema pengusahaan logistik kemanusiaan, model kemitraan bisnis angkutan barang terpadu, peningkatan kompetensi SDM perkeretaapian dan pengembangan IT untuk dukung jasa layanan logistik kemanusiaan berbasi IoT.

“Dari semua yang sudah dibicarakan, maka mengkerucut pada dua hal kata kunci yaitu integrasi dan kolaborasi,” imbuh Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan, Gede Pasek Suardika.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler