jpnn.com - MEDAN - Balon gas untuk promosi di lokasi proyek pembangunan grosir dan hotel di Jalan MT Haryono, tepatnya di samping Olimpia Plaza, tiba-tiba meledak, Jumat (22/5).
Akibatnya, Edward (45), warga Jalan Japaris, Arifin (40), warga Jalan MT Haryono, dan Hendra (21), warga Cemara Hijau, mengalami luka bakar dan langsung dilarikan ke RSU Deli di Jalan Merbabu untuk mendapatkan perawatan intensif.
BACA JUGA: Pengembangan Bandara Belitung Terkendala Lahan TNI AU
Ketiga korban itu, mengalami luka bakar berat di bagian muka, tangan, badan dan kaki. Namun, pihak rumah sakit enggan memberikan keterangan resmi atas kondisi ketiga korban balon gas reklame itu.
"Sedang kita obati para korban, janganlah saya dimintai keterangan," ungkap seorang dokter yang keluar dari ruang ICU tersebut.
BACA JUGA: Teluk Lamong, Terminal yang Ramah Lingkungan
Di rumah sakit, Kapolsekta Medan Kota Kompol Ronald Sipayung dan beberapa personelnya mencari keterangan atas kondisi kesehatan dari para korban tersebut. Begitu juga, isak tangis pun pecah di depan ruang ICU RSU Deli.
Seorang wanita tua keturunan Tianghoa yang mengaku ibu kandung Hendra menuturkan, anaknya itu mengalami luka bakar parah, di bagian badan dan tangannya.
BACA JUGA: Takut Daerah Perbatasan jadi Sasaran Peredaran Beras Plastik
"Saya tidak sanggup melihat anak saya ini, badan dan tangan luka beratnya," ucap wanita itu dengan nada sedih.
Dia mendapatkan kabar duka itu, saat dihubungi rekannya. Mendengar kabar itu, ia langsung menuju rumah sakit untuk melihat kondisi kesehatan anaknya.
"Setelah saya dikabari, saya langsung ke sini. Katanya, luka bakar itu karena mereka sedang mengisi gas balon udara. Tapi, saya tidak tahu persis kejadianya," jelasnya.
Saat memberikan keterangan, seorang pria keturunan Tianghoa langsung membawa ibu Hendra untuk meninggalkan wartawan. "Tolonglah, jangan banyak ditanyai, kami sedang sedih," ucap pria itu, sembari membawa ibu tersebut.
Begitu juga, pihak keluarga lainnya, enggan memberikan keterangan dan lebih memilih menghindari wartawan.
Setelah mendapatkan perawat khusus di ICU selama 90 menit, satu persatu korban dikeluarkan dari ruang ICU dan dipindahkan ke ruang rawat inap di lantai 2. Seluruh tubuh korban dibalut dengan perban akibat luka kabar yang mereka alami.
Menurut Herman, warga sekitar, balon gas itu sudah terpasang sekitar dua bulan belakangan ini. Balon gas itu digunakan untuk mempromosikan proyek ruko yang juga digunakan untuk hotel ini.
"Balon gas itu, sudah kempes. Jadi, mereka mengisi gasnya kembali. Tapi, entah kenapa tiba-tiba meledak, suaranya nggak besar kalilah, seperti ban pecah saja," kata Herman di lokasi kejadian.
Herman yang pemilik warung kopi, yang tak jauh dari pembangunan hotel itu, melihat ketiga korban yang luka-luka langsung dievakuasi dan dibawa ke Rumah sakit.
"Setelah orang-orang bilang balon besar itu, meledak. Aku lihat ada yang dibawa rumah sakit," pungkasnya.
Sementara itu, Seorang pegawai pemasaran yang berada di lokasi menolak untuk memberikan keterangan kepada awak media. Bahkan, dia tidak peduli dengan petugas Polsek Medan Kota yang menanyainya. "Enggak tahu saya, nanti atasan saya datang. Sabar ya Pak," ujarnya sambil bertelepon.
Kapolsek Medan Kota, Kompol Ronald F Sipayung yang turun ke lokasi tampak kesulitan mengusut peristiwa tersebut. Pasalnya, para pekerja proyek itu sebagian besar mengaku tidak tahu dan tak bersedia menjadi saksi. Ronald dan anggotanya pun menyisir TKP. Dia kemudian memasang garis polisi untuk proses penyelidikan lebih lanjut.
Ketika sedang melakukan penyelidikan, tiba-tiba dua oknum Provost TNI bersegaram lengkap datang ke lokasi. Keduanya tampak berbicara dengan Ronald dengan nada suara pelan. Entah apa yang dibicarakan kedua oknum TNI tersebut kepada Ronald. Namun, tak lama kemudian, mantan Kapolsek Percut Seituan itu pergi meninggalkan TKP dan menuju RS Deli bersama sebagian anggotanya.
Ronald yang diwawancarai mengatakan, pihaknya masih menyelidiki secara pasti penyebab peristiwa yang menyebabkan ketiga orang luka-luka. "Hasil keterangan awal, diduga para korban mengalami luka-luka akibat terkena ledakan balon udara saat menurunkannya. Mereka hendak mengisi gas balon tersebut," ujarnya.
Dikatakan Ronald, pihaknya saat ini telah mengamankan barang bukti berupa satu unit tabung gas berukuran 18 kg berwarna merah, yang diduga untuk melakukan pengisian.
"Saat ini kita belum berani mengambil kesimpulan, karena masih dalam proses lebih lanjut," tuturnya.(gus/ain/ray/adz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pariwisata Belitung Hasilkan Rp 40 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi