jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendorong peran dan kiprah pemuda di kawasan Asia-Afrika.
Pemuda Asia-Afrika bisa berperan dalam beberapa dimensi.
BACA JUGA: Bamsoet Menyoroti Harga dan Kelangkaan Komoditas Menjelang Ramadan, Simak
Di antaranya, stabilitas politik dan keamanan, penyelesaian krisis kemanusiaan, pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Selain itu, mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kemakmuran masyarakat di Asia-Afrika.
BACA JUGA: Bamsoet Minta Polri Berantas Investasi Bodong dan Skema Ponzi
"Dengan kapasitas kelembagaan yang dimiliki Organisasi Pemuda Asia-Afrika (Asian African Youth Government), dapat dibangun sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan,'' ujarnya.
Hal ini mewujudkan prinsip Dasasila Bandung sebagai legasi yang diwariskan.
BACA JUGA: Bamsoet: Distrik Otomotif PIK 2 Harus Jadi Etalase bagi Kendaraan Buatan Dalam Negeri
Spirit Dasasila Bandung harus terus menjiwai semangat juang segenap pemuda Asia-Afrika dalam mewujudkan keadilan sosial, kesetaraan, dan perdamaian abadi.
Hal itu dikatakan Bamsoet saat Pelantikan Pengurus Organisasi Pemuda Asia-Afrika periode 2021-2026 di Jakarta, Jumat (11/3).
Ketua DPR RI ke-20 ini menuturkan, Dasasila Bandung meletakkan dasar-dasar norma internasional yang mengamanatkan adanya penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia serta kedaulatan dan integritas teritorial.
Selain itu, pengakuan terhadap kesetaraan antarbangsa, menjauhi intervensi terhadap persoalan domestik suatu negara, serta penghormatan terhadap hak untuk mempertahankan diri.
''Dasasila Bandung adalah suara regional dari negara-negara di Asia dan Afrika yang dianggap sebagai dunia ketiga,'' ujar Bamsoet.
Namun, perlu diingat dua hal. Pertama, Konferensi Asia Afrika di Bandung dihadiri 29 pemimpin dari Asia dan Afrika, yang merupakan separuh penduduk dunia.
Kedua, muatan materi Dasasila Bandung adalah nilai-nilai universal yang berlaku bagi setiap bangsa yang selaras dengan nilai universal yang dijunjung tinggi oleh Persatuan Bangsa-Bangsa.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan, tanpa mengesampingkan berbagai pencapaian yang telah diraih bangsa di Asia dan Afrika, dunia masih dihadapkan pada beberapa fakta miris.
Berdasarkan laporan tahunan yang disusun Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Program Pangan Dunia (WFP), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2021, di antara 768 juta orang yang kekurangan gizi di seluruh dunia, 418 juta berada di Asia dan 282 juta di Afrika.
Predikat sebagai negara-negara miskin dengan tingkat pendidikan rendah juga didominasi negara-negara Asia dan Afrika.
Kondisi itu diperburuk dengan pandemi Covid-19.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, saat ini, ada ketimpangan akses antara negara maju dan berkembang dalam mendapatkan pasokan vaksin.
Dari sekitar 5,7 miliar dosis vaksin yang terdistribusi secara global, hanya 2 persen yang disalurkan ke Afrika.
Hingga September 2021, jumlah warga di Afrika yang telah mendapatkan vaksinasi kurang dari 3,5 persen.
Sementara itu, di negara-negara maju, lebih dari 80 persen populasinya telah divaksin.
"Jika merujuk pada semangat Dasasila Bandung, dibutuhkan kebersamaan dan determinasi tinggi dari Organisasi Pemuda Asia-Afrika agar mampu berkontribusi dan menjadi bagian dari solusi atas persoalan itu," pungkas Bamsoet. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi