jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo menegaskan peringatan kemerdekaan merupakan kesempatan bagi semua elemen bangsa untuk bermawas diri.
"Sebagai buah dari perenungan dan mawas diri adalah hadirnya rangkaian retorika yang harus dijawab oleh setiap anak bangsa. Sudahkah kita mewarisi legasi semangat juang para pahlawan,” katanya.
BACA JUGA: Bamsoet: Vaksinasi Covid-19 Indonesia Peringkat Pertama di Asia Tenggara
Itu disampaikan Bamsoet dalam 'Mimbar Demokrasi Kebangsaan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI' secara daring di Jakarta, Jumat (27/8).
Dia menyampaikan, setiap peluh keringat dan tetes darah pahlawan penanda betapa mahalnya harga sebuah kemerdekaan.
BACA JUGA: Bamsoet Puji Prestasi Sean Gelael di Ajang FIA World Endurance Championship
“Mampukah rasa cinta kepada tanah air dan bangsa kita manifestasikan melalui pengorbanan?” tanya Bamsoet.
Ketua DPR RI ke-20 menuturkan, pandemi Covid-19 dengan segala dampaknya telah menggerus sendi-sendi kehidupan.
BACA JUGA: Wahai Para Kepala Daerah, Dengarlah Seruan Bamsoet ini, Penting!
Selain itu, lanjut dia, masa pandemi juga mengoreksi banyak pencapaian yang telah diraih selama 76 tahun kemerdekaan.
"Dampak pandemi ini bahkan lebih buruk jika dibandingkan dengan dampak resesi global pada tahun 1930-an,” tegasnya.
Hingga 25 Agustus, tercatat sudah lebih dari 214 juta kasus positif terkonfirmasi di seluruh dunia.
“Dan menyebabkan lebih dari 4,4 juta penduduk dunia meninggal," kata Bamsoet.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini memaparkan, pandemi Covid-19 juga telah menciptakan pertumbuhan ekonomi negatif di sebagian negara.
Merujuk pada laporan Bank Dunia, pendapatan per kapita Indonesia menurun dari USD 4.050 pada 2019 menjadi USD 3.870 di 2020.
Kondisi ini kembali menempatkan Indonesia pada kategori negara berpendapatan menengah bawah.
"Pandemi juga telah berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk miskin di Indonesia,” bebernya.
Jumlah penduduk miskin per Maret 2021 menurut data BPS adalah sebesar 27,54 juta. Meningkat 1,12 juta dibandingkan data Maret 2020.
Dengan pandemi Covid-19 yang masih membayangi tentunya angka ini masih mungkin berpotensi naik.
“Di mana angka pengangguran hingga tahun 2021 diprediksi akan mencapai angka 12,7 juta," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini bersyukur di tengah masa sulit menghadapi pandemi dengan berbagai dampaknya, masih ada hikmah yang dapat diambil. Salah satunya menguatnya ikatan solidaritas kebangsaan.
Menurut Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia.
Indonesia juga tercatat dengan tingkat sukarelawan negara lebih banyak tiga kali lipat dari rata-rata global.
"Kita juga patut bersyukur setelah sembilan bulan perekonomian terpukul oleh dampak pandemi Covid-19, pada akhirnya kita dapat melepaskan diri dari jurang resesi,” ucapnya.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 juga tumbuh positif pada level 7,07 persen.
“Melihat capaian ini, kita meyakini bahwa ada laju perbaikan dan peningkatan dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia," urai Bamsoet.
Dia juga mengajak semua komponen bangsa harus mampu berkontribusi untuk menghindari terjadinya lonjakan kasus Covid-19.
"Berbekal semangat soliditas dan solidaritas kebangsaan yang kita miliki, kita harus optimis menatap masa depan,” pesannya.
Semangat optimisme kata Bamsoet lagi, harus menjadi landasan kita berpijak untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh.
“Bangsa kita punya pengalaman sejarah 76 tahun diuji dan ditempa oleh berbagai tantangan kebangsaan, tentunya masih cukup tangguh untuk menghadapi pandemi Covid-19," pungkas Bamsoet. (mar1/jpnn)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi