Bamsoet: Apa pun Situasinya, Pemuda Pancasila Berdiri di Garda Terdepan

Jumat, 16 Oktober 2020 – 10:26 WIB
Ketua MPR RI sekaligus Waketum PP Pemuda Pancasila Bambang Soesatyo. Foto: Humas MPR RI.

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) memastikan jelang usia ke-61 tahun, Pemuda Pancasila telah mentransformasikan diri menjadi organisasi kemasyarakatan yang semakin disegani. Utamanya dalam etos kerja dan keteguhan komitmen mengawal kedudukan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.

Bamsoet mengatakan, seiring perjalanan sejarah bangsa Indonesia, Pancasila telah mengalami pasang surut dalam pusaran dinamika zaman, melampaui berbagai dimensi perubahan sosial, dan melewati berbagai ujian kebangsaan.

BACA JUGA: Usai Ditolak Kapolri Idham Azis, Gatot dan Din Syamsuddin Cs Diminta Siap-siap

 

"Namun satu hal yang pasti, dalam situasi dan kondisi apa pun, Pemuda Pancasila akan selalu berdiri tegak di garda terdepan sebagai patriot pembela Pancasila," ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Majelis Pimpinan Wilayah Kalimantan Timur Pemuda Pancasila secara virtual, Kamis malam (15/10).

BACA JUGA: Penolakan Terhadap UU Cipta Kerja Belum Berhenti, Bamsoet Sarankan Hal Ini

Mantan ketua DPR itu menjelaskan bahwa dalam berbagai wacana di ruang publik, telah banyak didapati referensi dan rujukan yang mengungkap betapa besar potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.

 

BACA JUGA: Munarman FPI Berkomentar Pedas Seperti Ini Terkait Penangkapan Aktivis KAMI

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan total wilayah perairan seluas 5,8 juta kilometer persegi, potensi sumber daya alam bahari yang dimiliki bangsa ini sangat berlimpah.

"Badan Pangan Dunia (FAO) memperkirakan potensi lestari sumber daya ikan laut Indonesia sebesar 12,54 juta ton per tahun. Belum lagi kekayaan alam non-hayati yang kita miliki, seperti aneka bahan tambang yang terhampar di seluruh wilayah Nusantara," jelas legislator Partai Golkar itu.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, dengan kekayaan sumber daya alam yang begitu berlimpah, ditambah posisi geografis Indonesia yang strategis di antara dua benua dan dua samudra, menjadikan negara ini sebagai 'center of gravity' perdagangan dunia. Di mana lebih dari 80 persen perdagangan dunia dilaksanakan melalui laut dan 40 persen di antaranya melalui perairan Indonesia.

"Di satu sisi, kekayaan alam dan posisi strategis tersebut adalah karunia Tuhan yang patut kita syukuri. Di sisi lain, kondisi tersebut menempatkan kita dalam posisi rawan dari pengaruh dan infiltrasi asing,"katanya mengingatkan.

Saat ini, lanjutnya, dinamika lingkungan strategis global diwarnai kompetisi dan perebutan pengaruh negara-negara besar, yang telah menempatkan Indonesia pada pusat kepentingan global. Jika tidak siap dan waspada maka bangsa ini dapat saja tergilas dalam kompetisi global yang tidak mengenal batas dan waktu.

Belum lagi berbaurnya ancaman militer dan non-militer mendorong terciptanya dilema geopolitik dan geostrategis global yang sulit diprediksi dan diantisipasi.

Konsepsi mengenai keamanan nasional telah mengalami pergeseran paradigma, di mana ancaman terhadap keamanan nasional tidak lagi bersifat kasat mata dan konvensional. Tetapi, bersifat kompleks, multidimensional, serta berdimensi ideologis.

Waketum Pemuda Pancasila ini menyebutkan, ancaman yang bersifat ideologis tersebut hadir dalam beragam fenomena, antara lain berkembangnya sikap intoleransi dalam kehidupan beragama, tumbuhnya radikalisme dan terorisme, serta berbagai bentuk ancaman yang menggerus sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa.

"Melalui derasnya arus globalisasi yang menembus batas-batas teritorial, ancaman ideologis tersebut semakin terasa nyata. Nilai-nilai asing yang merasuk melalui globalisasi mulai menggeser nilai-nilai kearifan lokal kita, adab sopan santun kita, tradisi dan seni budaya kita, dan segenap nilai-nilai keindonesiaan kita," tuturnya.

Karena itu, Bamsoet menegaskan bahwa ancaman ideologis tersebut tidak boleh hanya direspons dengan memperkuat kekuatan militer dan persenjataan, atau membangun benteng-benteng pertahanan fisik yang memagari wilayah Nusantara.

Solusi yang paling tepat dan rasional untuk menjawab persoalan tersebut menurut dia adalah dengan membangun benteng ideologi. Selain itu, semangat nasionalisme tidak hanya dibangun melalui slogan, melainkan diimplementasikan dalam tindakan nyata.

"Dalam kaitan ini, Bamsoet sangat mengharapkan partisipasi segenap kader Pemuda Pancasila di seluruh wilayah Nusantara, agar turut berperan aktif menyampaikan narasi-narasi kebangsaan dalam kerangka menumbuh kembangkan semangat nasionalisme dan membangun wawasan kebangsaan, khususnya kepada para generasi muda bangsa," pungkas Bamsoet.(jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler