Bamsoet Apresiasi Kiprah Huayou Cobalt Kembangkan EBT di Indonesia

Sabtu, 08 Juli 2023 – 19:00 WIB
Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi Huayou Cobalt Co., Ltd yang terus mengembangkan green energy atau EBT. Foto: Dok MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi Huayou Cobalt Co., Ltd yang terus mengembangkan green energy atau energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia lewat investasi.

Hal ini sejalan dengan kebijakan Presiden Joko Widodo yang menargetkan porsi EBT bisa mencapai 23 persen pada bauran energi nasional 2025 dan terpenuhinya target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

BACA JUGA: Pengamat Sebut RUU EBT Penting dalam Proses Transisi Energi

Pria yang karib disapa Bamsoet itu menjelaskan bahwa kiprah Huayou Cobalt Co., Ltd di Indonesia bukan hal yang baru.

Selama lima tahun ini, Huayou Cobalt Co., Ltd telah menanamkan investasi sebesar USD 21,5 miliar atau sekitar Rp 320,9 triliun untuk 9 proyek yang menyerap 52 ribu tenaga kerja di Indonesia.

BACA JUGA: Pengamat Dukung Menteri Bahlil Gandeng Arab Saudi Berinvestasi EBT dan Rumah Sakit

"Membantu menggerakan perekonomian Indonesia," ujar Bamsoet usai menerima Chief Representative Huayou Cobalt Co., Ltd di Indonesia Yibo Chen dan Director Comercial Huayou Cobalt Co., Ltd Yory Jayady Radjak, di Jakarta, Sabtu (8/7/23).

Eks Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menyebut investasi di sektor energi baru terbarukan di Indonesia sangat menjanjikan.

BACA JUGA: Schneider Electric Dukung Kompetisi Bisnis Teknologi EBT Antar Perguruan Tinggi

Karena, kekayaan sumber daya alam Indonesia sangat berlimpah, contohnya nikel terbesar di dunia, timah terbesar kedua di dunia, batu bara termal/lignit terbesar ketiga dunia, bauksit terbesar keenam dunia, emas terbesar keenam di dunia, dan tembaga terbesar ketujuh dunia.

US Geological Survey memproyeksikan cadangan nikel Indonesia mencapai 21 juta metrik ton dengan sekitar 40 persen nikel dunia ada di Indonesia yang tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara.

"Indonesia menjadi pemain utama nikel dunia, disusul oleh Australia dengan cadangan nikel yang mencapai 19 juta metrik ton," kata Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan data LPEM FEB UI yang diolah dari Nickel Institute pada 2021 menyebutkan Indonesia menjadi negara kedua setelah Australia dengan sumber daya nikel terbesar di dunia, yakni 33,3 juta ton atau 11 persen.

Besarnya kandungan nikel yang dimiliki Indonesia ini sangat mendukung pengembangan industri kendaraan listrik. Khususnya, dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

Bamsoet menambahkan bahwa permintaan nikel dari industri kendaraan listrik diperkirakan akan tumbuh sebesar 28,0 persen CAGR sepanjang 2020-2030 menjadi 1,3 juta ton.

Indonesia ditargetkan akan menjadi pusat produksi kendaraan listrik dan fokus di hilir, serta menargetkan 300 ribu mobil listrik dan 2,5 juta sepeda motor listrik pada 2030.

"Hal ini jelas menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor," pungkas Bamsoet.(jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR RI   EBT   investor   Nikel   Perekonomian   Bamsoet  

Terpopuler