jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Gerakan Keadilan Bangun Solidaritas (GERAK BS) dan Relawan 4 Pilar memberikan bantuan paket sembako kepada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Bantuan tersebut kemudian dibagikan kepada mahasiswa anggota dan kader PB PMII yang merelakan diri tak mudik ke kampung halaman, demi menekan penyebaran virus Covid-19.
BACA JUGA: Ahmad Basarah Pastikan Tidak Ada Ruang Untuk Kebangkitan PKI
"Bantuan sosial ini adalah hak mereka sebagai warga negara yang turut terdampak pandemi Covid-19. Jadi bukan untuk membungkam suara kritis mahasiswa terhadap lembaga perwakilan rakyat maupun pemerintahan. Mahasiswa harus tetap kritis, khususnya dalam mengoreksi penyelenggaraan negara," ujar Bamsoet saat menyerahkan bantuan di Jakarta, Senin (18/5).
Sebagai mantan aktivis mahasiswa yang turut terlibat dalam berbagai pergerakan, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengungkapkan dahulu musuh mahasiswa adalah pejabat yang tak amanah.
BACA JUGA: Hidayat Nur Wahid Bantu PMI Terisolasi di Malaysia
Kini mahasiswa dan pejabat punya musuh yang sama, yakni virus Covid-19.
"Walaupun pemerintah pusat dan daerah telah mengeluarkan berbagai perangkat kebijakan untuk menanggulangi penyebaran Covid-19, tetapi bukan berarti mereka tak memerlukan side opinion. Suara kritis dari kaum intelektual seperti mahasiswa tetap dibutuhkan. Saran maupun kritik akan bisa mengoreksi seandainya ada kekeliruan dari kebijakan yang diambil. Sehingga bisa segera diperbaiki demi kemaslahatan bersama," jelas Bamsoet.
BACA JUGA: Terkait Penanganan Covid-19, Syarief Hasan: Pemerintah Harus Hati-Hati, Utamakan Kepentingan Rakyat
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini juga mendorong kalangan mahasiswa turut terlibat melakukan berbagai penelitian ataupun kajian seputar managemen penanggulangan pandemi maupun bencana alam dan non alam.
Sehingga bisa menjadi input bagi para penyelenggara negara agar kedepannya tak gagap dalam menghadapi berbagai musibah yang datang.
"Walaupun sebagian besar kegiatan perkuliahan dihentikan, bukan berarti daya nalar dan kritis mahasiswa juga berhenti. Pandemi maupun krisis seharusnya bisa menjadi pijakan bagi mahasiswa untuk melakukan berbagai penelitian dan kajian. Baik seputar managemen kesehatan nasional, penanggulangan bencana, maupun sistem jaminan sosial nasional. Tinggal bagaimana mahasiswa mau mengkajinya," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi