jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo bersama Duta Besar Afrika Selatan untuk Indonesia Hilton Fisher membahas peluang kerja sama pelestarian satwa antara kedua negara.
Indonesia maupun Afrika Selatan dikenal sebagai negara yang memiliki satwa beraneka ragam dan endemik.
BACA JUGA: Kawal Proses Amendemen, Bamsoet: Kedepankan Pendekatan Sikap Kenegarawanan
Afrika Selatan menjadi rumah bagi mamalia darat tercepat dunia Cheetah, mamalia darat terbesar dunia Gajah Afrika, reptil terbesar dunia penyu belimbing, hingga antelop terbesar dunia Eland.
Begitu pula dengan Indonesia, menjadi rumah bagi berbagai hewan eksotik dan endemik, seperti Orang Utan, Owa Jawa, Gajah Kalimantan, Jalak Bali, Burung Maleo, Burung Merak, hingga Burung Cenderawasih.
BACA JUGA: Bamsoet Dorong Inpres Pembangunan Monumen Nasional Bela Negara Segera Terbit
"Selain membangun kerja sama di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya, dan pertahanan keamanan, kedua negara juga bisa membangun kerja sama dalam hal pelestarian satwa," kata Bamsoet usai menerima Dubes Hilton Fisher di ruang kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Kamis (18/11).
Dewan Pembina Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) juga menyampaikan kedua negara memiliki hubungan baik yang berlangsung sejak lama.
BACA JUGA: Bamsoet Sebut Kadin Berperan Penting dalam Pencegahan Korupsi di Dunia Usaha
Bahkan Nelson Mandela sebagai tokoh African National Congress (ANC) dan Presiden pertama Afrika Selatan pasca-Apartheid (1994-1999) telah berkunjung ke Indonesia sebanyak empat kali, yaitu pada 1990, 1994, 1997 dan 2002.
"Salah satu pahlawan nasional Indonesia Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makasari Al-Bantani dimakamkan di Afrika Selatan," sebut Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menyampaikan dari sisi Indonesia, Afrika Selatan merupakan satu-satunya negara Afrika yang memiliki kesepakatan Kemitraan Strategis dengan Indonesia.
Melalui Joint Declaration on a Strategic Partnership for a Peaceful and Prosperous Future Between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Republic of South Africa yang ditandatangani pada 17 Maret 2008, saat kunjungan kenegaraan Presiden SBY ke Afrika Selatan.
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia ini menekankan seiring kepemimpinan sebagai Ketua G20, Indonesia memandang perlunya menempatkan Afrika sebagai bagian dari solusi, Africa as part of the solution.
Sebagai penyambung aspirasi negara-negara berkembang, Indonesia menginginkan kerja sama yang lebih erat dengan Afrika Selatan untuk memberikan keuntungan dan mempersempit jurang kesenjangan pembangunan antara negara maju, berkembang dan negara kurang berkembang.
"Sebagai sesama produsen besar produk pertanian, kedua negara perlu untuk memperkuat kerja sama," ujarnya.
Saat ini, Afrika Selatan merupakan mitra dagang utama Indonesia dari kawasan Afrika, dengan nilai perdagangan bilateral kedua negara mencapai USD 1,2 miliar pada 2020.
Menurut Bamsoet, nilai tersebut masih sangat bisa ditingkatkan.
"Bagi Indonesia, Afrika Selatan merupakan salah satu negara yang menjadi tujuan ekspor CPO dan turunannya. Sementara bagi Afrika Selatan, Indonesia menjadi tujuan ekspor bagi berbagai produk besi dan baja, bubur kertas, dan berbagai produk pertanian seperti buah tropis hingga wine," jelas Bamsoet. (mrk/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi