jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong pemerintah daerah hingga pusat bisa mempermudah izin ekspor domba yang digemukkan pelaku Rumah Tangga Usaha Peternakan (RUTP) di berbagai pedesaan.
Menurut Bamsoet, hal ini mengingat potensi ekspor domba asal Indonesia khususnya ke Malaysia, Brunei Darussalam, hingga kawasan Timur Tengah, menjanjikan.
BACA JUGA: Top, Pak Bamsoet Terima Anugerah Warga Kehormatan Utama Korps Brimob Polri
"Uni Emirat Arab saja membutuhkan sekitar satu juta ekor domba untuk memenuhi konsumsi domestik mereka. Indonesia punya peluang memenuhi pasar di sana," ungkap Bamsoet usai menerima Koperasi Awak Pesawat Garuda Indonesia (KOAPGI) bersama Koperasi Peternak Domba Citra Berdikari Surabaya, di ruang kerja ketua MPR RI, Senin (16/11).
Turut hadir Ketua Koperasi Peternak Domba Citra Berdikari Surabaya Harun Alrasyid, serta pengurus KOAPGI antara lain Rimond BS, Gilang, Sudjo Hartono, dan Sandya Pudja.
BACA JUGA: Bamsoet Gandeng Ahmad Dhani dan Putri Indonesia Jolene Marie
Menurut Bamsoet, produksi domba nasional sangat besar.
Ia menjelaskan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pasa 2019, populasi domba mencapai 17.794.344 ekor. Hal ini naik sekitar 100 ribu ekor dari jumlah domba 2018.
BACA JUGA: Catatan Ketua MPR RI: Memupuk Harapan, Membangun Kepastian
Pada 2019, ujar Bamsoet, surplus daging domba diperkirakan mencapai 66,42 ribu ton.
"Sangat bisa dimanfaatkan untuk ekspor," ujar legislator Partai Golkar itu.
Ketua ke-20 DPR RI ini menjelaskan, KOAPGI dan Koperasi Peternak Citra Berdikari Surabaya melaporkan berbagai kendala yang dialami dalam mengekspor domba.
Antara lain tumpang tindihnya penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari mulai tingkat kabupaten, provinsi, hingga ke Kementerian Pertanian, ditambah izin berbelit lainnya yang menghambat ekspor domba ke berbagai negara.
"Jangan sampai karena terbelit peraturan, ekspor terhambat," tegasnya.
Menurut Bamsoet, potensi ekspor domba sudah terlihat sejak 2018.
Data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mencatat ekspor domba pada 2017 hanya sekitar 210 ekor.
Sejak mulai membenahi perizinan, ekspor meningkat menjadi 2.921 ekor pada 2018.
"Jika izinnya makin dipermudah dan diperjelas, ekspor domba bisa makin meningkat lagi setiap tahunnya," jelas Bamsoet.
Wakil ketua umum KADIN Indonesia ini menekankan, dalam suasana pandemi Covid-19, negara ini membutuhkan banyak ekspor untuk menekan defisit neraca perdagangan.
Melalui peningkatan ekspor, kata dia, usaha RUTP di berbagai pedesaan juga akan bergeliat yang pada akhirnya makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Kemampuan domba Indonesia menembus pasar dunia akan makin menumbuhkan semangat generasi muda untuk kembali ke desa, menekuni usaha sebagai peternak," jelasnya.
Terlebih iklim dan kontur wilayah Indonesia sangat cocok untuk usaha peternakan. Potensi pasar dalam negeri dan luar negeri juga sangat besar. "Tinggal merapikan, memperjelas, dan mempermudah perizinan," pungkas Bamsoet. (*/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy