Bamsoet Dorong Pengusaha Industri Makanan dan Minuman Memanfaatkan Kemajuan Teknologi

Jumat, 07 Juni 2024 – 09:43 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo (empat dari kanan) saat menerima kunjungan pengurus Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) di Jakarta, Kamis (6/6). Pengurus APJI yang hadir antara lain Tashya M Yukki (ketua umum), ?Ariguna Napitupulu (sekretaris jenderal), ?Rudy Harsono dan Handry (wakil ketua umum), serta ?Devy Anggraeni (wakil sekretaris jenderal). Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet menyebut industri makanan dan minuman memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Mulai dari mampu menyerap banyak tenaga kerja di sektor produksi maupun distribusi, meningkatkan nilai tambah bagi petani dan produsen lokal, mendukung sektor pariwisata melalui makanan dan minuman tradisional, serta memberikan pendapatan devisa bagi negara dari produk makanan dan minuman yang diekspor ke berbagai negara.

BACA JUGA: UMKM Binaan APJI DKI Jakarta Tampil di Food Beverage Indonesia 2024

"Industri makanan dan minuman tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, tetapi juga memiliki dampak positif dalam pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan," kata Bamsoet usai menerima pengurus Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI) di Jakarta, Kamis (6/6).

Bahkan, lanjut Bamsoet, industri makanan dan minuman terbukti sebagai salah satu industri yang mampu bertahan selama pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Bamsoet Dorong Peningkatan Kompetensi Dosen Usai Ikuti Berbagai Tes Kemampuan Akademik

Bamsoet menyampaikan berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), industri makanan dan minuman selama tahun 2023 berhasil menyumbang 39,10 persen terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) industri nonmigas dan 6,55 persen terhadap PDB nasional.

Sementara itu, realisasi investasi industri makanan dan minuman pada tahun 2023 mencapai Rp 85,10 triliun.

BACA JUGA: Bertemu Sidarto Danusubroto, Bamsoet Terima Masukan Kaji Ulang Pasal 33 UUD 1945

"Pada tahun 2023 (YoY), industri makanan dan minuman mampu tumbuh positif sebesar 4,47 persen," terang Bamsoet.

Industri makanan dan minuman juga menunjukkan neraca dagang positif atau surplus sebesar USD 25,21 miliar dengan nilai ekspor di tahun 2023 mencapai USD 41,70 miliar, dan impor sebesar USD 16,49 miliar.

Bamsoet mengingatkan di era digitalisasi saat ini para pelaku industri makanan dan minuman harus berpikir kreatif dan inovatif, di antaranya dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, seperti media sosial guna mempromosikan produk yang dihasilkan.

Terlebih, data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat tingkat penetrasi internet di Indonesia saat ini sudah mencapai 79,5 persen.

Artinya, sekitar 222 juta masyarakat Indonesia, termasuk para mahasiswa, sudah memiliki akses internet.

Pada tingkat global, sekitar 5,35 miliar atau lebih dari 66 persen populasi dunia telah terhubung ke internet.

"Dengan memanfaatkan media sosial para pelaku industri makanan dan minuman dapat memasarkan dan mempromosikan produk yang dibuat dengan target audiens yang lebih luas dan efisien. Media sosial juga dapat meningkatkan brand awareness, dan memaksimalkan penjualan," pungkas Bamsoet. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler