Bamsoet Dukung Kolaborasi Pindad dan Swasta Kembangkan Prabrik Amunisi di Malang

Jumat, 17 Februari 2023 – 23:22 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo melihat kendaraan tempur Anoa 2 6x6 dan Komodo 4x4 produksi Pindad yang telah digunakan untuk mendukung misi perdamaian PBB saat mengunjungi PT Pindad, di Bandung, Jumat (17/2). Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, BANDUNG - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendukung kerja sama antara PT Pindad dengan PT Arrtu Investama untuk mengembangkan pabrik amunisi (peluru) pertama yang dikelola perusahaaan swasta di daerah Turen, Malang.

PT Arrtu Investama merupakan perusahaan swasta nasional bergerak di bidang industri pertahanan.

BACA JUGA: PT Pindad akan Menghadirkan Rantis Maung Varian Listrik di 2024

Pabrik tersebut nantinya akan memproduksi amunisi peluru kaliber 5,56 mm dan kaliber 9 mm dengan target produksi 100 juta butir per tahun.

Kerja sama tersebut sebagai dukungan industri pertahananan swasta nasional terhadap langkah Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan PT Pindad yang sudah menandatangani Letter of Intent (LoI) penyediaan 1 miliar amunisi per tahun.

BACA JUGA: PT IDST dan PT Pindad Teken Kerja Sama Pembangunan Pabrik Amunisi

Mulai dari 2020-2023, PT Pindad akan mensuplai 4 miliar amunisi untuk Kemenhan guna memenuhi kebutuhan TNI.

"Kerja sama tersebut sekaligus mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo yang menegaskan agar pemenuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan harus diprioritaskan dari dalam negeri, baik melalui BUMN maupun kerja sama dari pelaku usaha swasta," ujarnya.

Menurut Bamsoet, selain mewujudkan kedaulatan Indonesia dalam bidang industri pertahanan agar tidak bergantung impor, kerja sama tersebut juga untuk menciptakan nilai tambah ekonomi yang besar bagi masyarakat Indonesia.

"Sehingga cita-cita founding fathers, Presiden Soekarno, agar Indonesia bisa menjadi bangsa yang Berdikari atau Berdiri di atas Kaki Sendiri juga bisa terwujud," harap Bamsoet usai mengunjungi PT Pindad, di Bandung, Jumat (17/2).

Ketua ke-20 DPR itu menyapaikan masuknya peran swasta dalam industri pertahanan nasional telah memiliki landasan hukum, yakni melalui Perpu Cipta Kerja.

Kebijakan tersebut secara spesifik diatur dalam Pasal 74 sebagai revisi dari regulasi terdahulu, yaitu Pasal 11 Ayat (1) Huruf a UU No 16/2012 tentang Industri Pertahanan.

Melalui keterlibatan swasta, diharapkan juga bisa mengurangi beban pengeluaran negara dalam membangun jaringan pasokan komponen industri pertahanan.

"Tidak ada salahnya Indonesia belajar dari Turki, yang dalam dua dekade terakhir telah mampu melepaskan sekitar 70 persen ketergantungan atas suplai impor alat pertahanan," kata Bamsoet yang sekarang juga menjabat sebagai Waketum Partai Golkar.

Dia menyebutkan beberapa industri pertahanan milik swasta di Turki bahkan telah masuk 100 besar dunia, seperti Alsesan, Turkish Aerospace Industry, dan Roketsan.

"Pencapaian tersebut tidak lepas dari komitmen pemerintah Turki yang membuka pintu masuknya sektor swasta di industri pertahanan mereka," beber Bamsoet.

Dalam kunjungannya ke PT Pindad, Bamsoet juga meninjau fasilitas produksi kendaraan khusus dan senjata PT Pindad sekaligus mencoba kendaraan taktis Maung yang diproduksi PT Pindad.

Bamsoet juga meninjau kendaraan tempur Anoa 2 6x6 dan Komodo 4x4 produksi Pindad yang telah digunakan untuk mendukung misi perdamaian di bawah koordinasi United Nations atau PBB.

Turut hadir jajaran PT Pindad, antara lain Abraham Mose (direktur utama), Budhiarto (direktur produksi), Atih Nurhayati (direktur komersial), serta VP Pengembangan Bisnis Yayat Ruyat.

Hadir pula Direktur Utama PT Arrtu Investama Richard CH. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler