jpnn.com, JAKARTA - MPR RI telah menggagas pembentukan majelis syura bagi lembaga-lembaga sejenis dari seluruh negara sedunia. Ketua MPR Bambang Soesatyo mengharapkan gagasan pembentukan majelis syura itu bisa terwujud tahun ini.
Bamsoet -panggilan akrabnya- mengatakan, Majelis Syura MPR Sedunia itu bisa memperkuat fungsi diplomasi, sekaligus pengejawantahan tujuan bernegara dan berbangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), yakni melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
BACA JUGA: Ketua MPR Beber Sederet Ulah Tiongkok terkait Laut Natuna
Menurut Bamsoet, pada Desember lalu mengunjungi Arab Saudi. Mantan ketua DPR itu menjelaskan, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Abdullah Bin Muhammad Al Ash-Sheikh selaku ketua MPR di negeri kerajaan itu mendukung gagasan pembentukan majelis syura tersebut.
Selain itu, Ketua Parlemen Maroko Hakim Benchamach juga menyatakan dukungannya. “Parlemen Arab Saudi dan Maroko akan membantu MPR RI menyosialisasikan sekaligus mengajak Majelis Syuro dari berbagai negara untuk ikut terlibat," ujar Bamsoet di Jakarta, Kamis (16/1/20).
BACA JUGA: MPR RI: Silaturahmi Kebangsaan Bisa Menciptakan Stabilitas Politik
Politikus Partai Golkar itu menambahkan, pimpinan MPR RI akan segera menjalin komunikasi dengan lembaga sejenis dari berbagai negara lainnya. Di antaranya dengan melobi parlemen anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang punya hubungan erat dengan Indonesia.
Bamsoet menjelaskan, parlemen yang tergabung dalam OKI sudah mempunyai organisasi keparlemenan tersendiri, yakni The Parliamentary Union of the OIC Member States ( PUIC) yang berfokus pada pengenalan dan penyebaran ajaran Islam, serta peningkatan kerja sama antara negara anggota PUIC. Adapun Majelis Syura Sedunia, katanya, nantinya memiliki cakupan yang lebih banyak bergerak ke peningkatan kerja sama di berbagai bidang sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
“Khususnya dalam mewujudkan dunia yang lebih toleran, adil dan beradab," papar Bamsoet.
Lebih lanjut Bamsoet mengatakan, Rapim MPR RI juga membahas Silaturahmi Kebangsaan yang sudah dilaksanakan pada 2019 lalu. MPR melalui forum itu mendatangi berbagai tokoh maupun organisasi kemasyarakatan.
Bamsoet mengatakan, MPR akan memperkuat Silaturahmi Kebangsaan pada tahun ini. Tak hanya untuk membicarakan rencana perubahan terbatas atas UUD NRI 1945, tuturnya, Silaturahmi Kebangsaan itu juga diperlukan untuk menjaga rajutan kemajemukan bangsa tetap utuh.
MPR periode 2019-2024 pada tahun lalu sudah bertemu Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Maruf Amin, Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri, Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono, serta Wakil Presiden Kesepuluh RI Jusuf Kalla.
MPR juga mendatangi organisasi kemasyarakatan seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan MUI. Rencananya, MPR akan sowan kepada para mantan wakil presiden antara lain Try Sutrisno, Hamzah Haz dan Boediono.
"Tahun ini pimpinan MPR juga akan melanjutkan Silaturahmi Kebangsaan ke berbagai organisasi lainnya seperti Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), serta berbagai organisasi lainnya yang punya pengaruh besar di masyarakat," pungkas Bamsoet.(ikl/eno/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi