jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Sentra Usaha Tani dan Agribisnis Nusantara (SUTA Nusantara), dan Perkumpulan Badan Usaha Masyarakat Adat Nusantara (PERBUMA), berencana mengembangkan Kampung Empat Pilar MPR RI sebagai wadah memberdayakan masyarakat adat.
Sebagai salah satu kekuatan sosial bangsa Indonesia, masyarakat adat memiliki berbagai keistimewaan. Selain kental dengan kearifan lokal, kehidupan masyarakat adat yang selaras dengan alam juga menjadikan mereka terhindar dari berbagai konflik sosial.
BACA JUGA: Bamsoet Sarankan Pilkada Kenormalan Baru Manfaatkan Teknologi Informasi
"Kampung Empat Pilar MPR RI akan mengangkat kehidupan harmonis yang ada di masyarakat adat. Sehingga menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia pada umumnya bahwa kemajemukan bukanlah alasan perpecahan. Menengok kehidupan masyarakat adat, akan kembali mengingatkan jati diri bangsa Indonesia agar tak jatuh tergerus globalisasi," ujar Bamsoet usai menerima SUTA Nusantara dan PERBUMA, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Senin (6/7).
Turut hadir Ketua Umum SUTA Nusantara sekaligus Ketua Umum PERBUMA Dadung Harisetyo, dan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) Taufiqurokhman.
BACA JUGA: Bamsoet Ajak Kaum Milenial Bumikan Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Mantan Ketua DPR RI ini menilai, di saat pandemi Covid-19 mengguncang Indonesia, masyarakat adat termasuk salah satu kelompok yang tangguh dan bisa cepat beradaptasi.
Baik melalui ritual dan upacara adat, maupun dengan menjalankan gotong royong yang memang sudah menjadi kebiasaan hidup sehari-hari mereka.
BACA JUGA: MPR RI Gelar Pentas Seni Budaya Sunda dan Kuliner Lokal di Kota Hujan
Lebih jauh Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini memaparkan, selain mengangkat harmonisasi kehidupan di masyarakat Adat, Kampung Empat Pilar MPR RI sekaligus juga bisa memberdayakan ekonomi lokal masyarakat sekitar. Menguatkan program pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk membangun Indonesia dari desa.
"Ada tiga program yang sedang dijalankan pemerintah, yakni Desa Wisata Agro (DEWA), Desa Wisata Industri (DEWI), dan Desa Digital (DEDI). Akibat derasnya laju globalisasi dan hantaman keras kapitalisme dan liberalisme, membuat tata kelola ekonomi nasional luluh lantak. Bangsa Indonesia terlupa bahwa kita memiliki Ekonomi Pancasila yang bertumpu pada kekuatan masyarakat di pedesaan. Kita sibuk mengejar investasi, tapi lupa mengembangkan potensi," papar Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mencontohkan, salah satu potensi ekonomi yang bisa cepat digarap masyarakat desa adalah mengembangkan daerahnya menjadi lokasi wisata yang menarik dan instagramable. Dengan kekuatan media sosial, wisatawan akan cepat berdatangan.
"Media sosial maupun teknologi informasi juga bisa memudahkan pelaku usaha di desa menjual barangnya ke berbagai wilayah bahkan lintas negara. Kampung Empat Pilar MPR RI juga mendorong terwujudnya pelaku usaha di desa yang memiliki rezeki kota, dengan bisnis mendunia," pungkas Bamsoet. (jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi