Bamsoet: Jangan Menyepelekan Kenaikan Suku Bunga The Fed

Senin, 02 Juli 2018 – 19:05 WIB
Ketua DPR Soesatyo dan para wakil ketua DPR bersama Gubernur BI Perry Warjiyo dan jajaran di ruang kerja ketua DPR, Jakarta, Senin (2/7). Foto: Humas DPR

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR Soesatyo mengingatkan Bank Indonesia (BI) tidak menyepelekan kenaikan suku bunga oleh Bank Central Amerika (The Federal Reserve/The Fed).

Menurut dia, meski pelemahan nilai tukar rupiah belum menimbulkan kepanikan di pasar, BI perlu melakukan langkah yang tak biasa agar rupiah tidak tekena imbas lebih jauh dari sentimen eksternal.

BACA JUGA: Bangkitkan Ekonomi, PSI Sarankan Dua Jurus Ini ke Jokowi

“Sampai kapan kita terus dihantui kenaikan suku bunga The Fed? Di masa ekonomi global yang tak pasti ini, tidak ada jaminan The Fed tidak akan menaikan suku bunganya kembali,” kata Bambang saat menerima Gubernur BU Perry Warjiyo dan jajaran di ruang kerja ketua DPR, Jakarta, Senin (2/7).

Dia mengatakan Indonesia harus bersiap diri dengan menguatkan ekonomi rakyat, seperti sektor pariwisata dan UMKM yang dapat membentengi dari ancaman ekonomi global.

BACA JUGA: Harga BBM Naik, Jokowi Diminta Segera Copot Menteri BUMN

Legislator Partai Golkar itu mengatakan situasi perlambatan ekonomi Indonesia yang disebabkan gonjang ganjing ekonomi dunia, terutama dengan adanya perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok, tidak hanya harus direspons oleh BI melalui kebijakan moneter saja. Tetapi, kata dia, juga harus didorong oleh kebijakan fiskal yang dijalankan pemerintah.

Bamsoet mengapresiasi langkah BI yang telah menaikan suku bunga acuan, namun tetap menjaga ketersediaan likuiditas. Sinyal pengetatan moneter yang hati-hati dan terukur yang dilakukan BI juga harus diimbangi oleh pemerintah melalui pengelolaan kebijakan fiskal agar dapat menggeliatkan sektor ril.

BACA JUGA: Ketua DPR Anggap Kenaikan Pertamax tidak Masalah

"DPR terus mendorong agar antara kebijakan moneter dan fiskal dapat harmonis sehingga kepercayaan pasar juga tetap terjaga," kata Bamsoet.

Dia menguraikan, sinergitas terhadap berbagai stakeholder, khususnya pelaku pasar, perbankan, dan dunia usasa menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Bamsoet mencontohkan, DPR telah memberikan dukungan terhadap pengembangan 10 Bali Baru sebagai destinasi unggulan pariwisata Indonesia. Dia yakin BI juga sudah memberikan dukungan sesuai kewenangannya.

"Kalau sektor pariwisata dan UMKM digarap serius dengan political will yang sama dari berbagai lembaga negara, saya yakin hasilnya akan dahsyat," katanya.

Dia menambahkan, bergeraknya sektor riil serta didampingi kebijakan moneter yang dilakukan BI akan membuat benteng ekonomi tangguh. "Sehingga sekeras apa pun gonjang-ganjing ekonomi dunia, tidak akan merapuhkan perekonomian nasional," ungkap mantan ketua Komisi III DPR itu.

Dia mengapresiasi BI Indonesia yang telah merelaksasi kebijakan makroprudensial, seperti melonggarkan pengaturan Loan to Value (LTV) dan Financing to Value (FTV) yang dapat menggerakan sektor properti. Di sisi lain, masyarakat juga mendapatkan kemudahan dalam memperoleh rumah.

Sektor properti mampu menggerakan banyak bidang usaha serta membuka banyak lapangan pekerjaan. Aktifnya sektor properti akan membuat daya tahan perekonomian meningkat.

"Dengan demikian, di tengah kondisi pelemahan rupiah maupun situasi global yang tak jelas ini, saudara-saudara kita yang belum mempunyai rumah tetap bisa mendapatkan kredit secara mudah," pungkas Bamsoet.

Dalam pertemuan tersebut, Bamsoet didampingi Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon, Fahri Hamzah, Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni dan Anggota Komisi XI DPR RI Muhammad Misbakhun. Sedangkan Gubernur Bank Indonesia ditemani jajaran Dewan Gubernur, antara lain Rijanto, Sugeng, Rosmaya Hadi, dan Dody Budi Waluyo.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rumah Tanpa DP Belum Tentu Dongkrak Kredit


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler