Bamsoet Minta Kemenkeu & BI Cari Solusi untuk Angkat Rupiah

Sabtu, 30 Juni 2018 – 16:39 WIB
Mata uang rupiah Indonesia (IDR) dan dolar Amerika Serikat (USD). Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo meminta Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) menyiapkan solusi bagi penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Menurutnya, stabilitas rupiah merupakan hal penting bagi perekonomian sehingga harus ada upaya serius untuk menjaganya.

“Mendorong Kemenkeu dan Bank Indonesia untuk berkomitmen dalam menyiapkan solusi dan langkah-langkah mitigasi agar pergerakan kurs dapat kembali normal serta lebih cermat mengawasi berbagai aspek yang memengaruhi, mengingat stabilitas nilai tukar menjadi suatu hal yang penting,” ujar Bamsoet -panggilan akrabnya- melalui pesan singkat.

BACA JUGA: BI Longgarkan Aturan, Kredit Rumah Bisa Tanpa Uang Muka

Sebelumnya, kurs USD pada perdagangan Jumat (29/9) sempat menembus angka Rp 14.000. Bamsoet mengatakan, faktor eksternal memang dominan dalam menggerus kurs rupiah.

Perang dagang AS melawan Tiongkok dan hambatan perdagangan di India dan Uni Eropa membuat rupiah makin tertekan. Di sisi lain, saat ini ada kenaikan harga minyak dunia.

BACA JUGA: Bamsoet: Memang Saya Ada Tampang Tukang Serobot?

Menurut Bamsoet, Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebaiknya memberikan insentif untuk mendongkrak ekspor. “Guna mendapatkan surplus perdagangan dan mengurangi neraca keseimbangan primer negatif,” ujarnya.

Selain itu, hal penting lainnya adalah menggaet investasi agar masuk di Indonesia. Bamsoet meminta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk melakukan hubungan kerja sama bilateral dan multilateral dengan negara-negara maju.

BACA JUGA: Bamsoet Minta Semua Kontestan Pilkada Berjiwa Kesatria

“Sekaligus mengundang para pengusaha untuk dapat menanamkan modalnya di Indonesia, guna meningkatkan investasi,” katanya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbak Vita Polisikan Bamsoet soal Penyerobotan Lahan di Bali


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler