jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong kaum muda Indonesia, khususnya di pedesaan untuk terjun dalam berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Termasuk program DEWA, DEWI dan DEDI yang pernah dicetuskan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.
Pasalnya, kontribusi sektor ini terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 60 persen dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah signifikan yakni sekitar 97 persen dari total tenaga kerja. Namun kemampuan UMKM menembus pasar ekspor masih relatif kecil, yaitu 14 persen.
BACA JUGA: Syarief Hasan: Menteri Harus Percepat Bantuan untuk Pelaku UMKM
"Di sinilah peran penting pemuda untuk berinovasi mendorong optimalisasi ekspor produk UMKM," kata Bamsoet -panggilan ketua MPR dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI secara virtual kepada jajaran Badan Komunikasi Nasional Desa se-Indonesia (BKNDI), di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (26/8).
Bamsoet mengatakan potensi pasar ekspor sangat besar, sekitar 7,4 miliar jiwa atau sekitar 28 kali lipat pasar domestik.
BACA JUGA: Ketua MPR: Tolong Pertimbangkan WFH Bagi Guru, Beri Perhatian Lebih
"Dengan demikian, walaupun berusaha di desa, pendapatan yang bisa diraih bisa melebihi kota, dan pasaran mendunia," lanjut politikus Golkar ini.
Hadir dalam Sosialisasi Empat Pilar itu Ketua Dewan Penasehat BKNDI Mayjen TNI (Purn) Suprapto, Ketua Umum BKNDI Isra Sanaky, dan Ketua Panitia Penyelenggara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI BKNDI Moch Haris.
BACA JUGA: Sambangi Kampus, Syarief Hasan Gali Pandangan Akademisi soal Amendemen UUD 1945
Mantan Ketua DPR RI ini menjelaskan, seiring perkembangan zaman yang menghadirkan era digital, geliat perekonomian juga dipengaruhi penggunaan aplikasi teknologi.
BPS mencatat pada 2019, transaksi e-Commerce di Indonesia mencapai Rp 17,2 triliun. Artinya, konsumen Indonesia sangat melek digital. Ironisnya, data terakhir yang dihimpun Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun 2018, hanya 13 persen atau sekitar 8,3 juta dari 64,19 juta unit UMKM yang mampu beradaptasi dengan ekosistem digital.
Bamsoet mengingatkan, karena pandemi Covid-19 dan ketidakmampuan terhubung digital, Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan pada akhir Desember 2020, sekitar separuh UMKM di Indonesia akan mengalami kebangkrutan.
"Ini menjadi pertanda bahwa menyelamatkan UMKM mutlak dilakukan untuk menjaga perekonomian nasional tidak collapsed," tegas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga menuturkan bahwa dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020 akibat pandemi Covid-19, berbagai fasilitas untuk UMKM sudah diberikan oleh pemerintah.
Contohnya, Rp 34,15 triliun untuk subsidi bunga, Rp 28,06 triliun untuk insentif pajak, dan Rp 6 triliun untuk penjaminan kredit modal kerja baru. Bantuan tersebut dapat dimanfaatkan generasi muda untuk mengembangkan berbagai potensi usaha UMKM di 83.931 wilayah administrasi setingkat desa.
Politikus yang pernah digadang-gadang menjadi ketua umum Golkar ini lantas menyinggung beberapa program yang pernah dicetuskan oleh Wapres Ma'ruf Amin dan menarik dikembangkan.
"Misalnya program yang pernah dicetuskan Wakil Presiden KH Maruf Amin mengenai pengembangan potensi desa menjadi DEWA, DEWI dan DEDI," kata Bamsoet.
DEWA merupakan akronim dari Desa Wisata Agro, DEWI (Desa Wisata Industri), dan DEDI (Desa Digital). Apalagi, kata Bamsoet, sawah, gunung, laut, dan bentangan keindahan alam lainnya bisa dimanfaatkan setiap desa untuk mengembangkan DEWA, DEWI, dan DEDI tersebut.
"Sehingga akan memberikan efek luar biasa dalam menyerap tenaga kerja dan mendatangkan pemasukan bagi masyarakat sekitar pedesaan," pungkas mantan wartawan itu.(jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam