Bandara Yogyakarta International Airport Gunakan Kendaraan Listrik Buatan UGM

Jumat, 04 Maret 2022 – 21:14 WIB
Gadjah Mada Airport Transporter electric (GATe) buatan Fakultas Teknik UGM. (ANTARA/HO/UGM)

jpnn.com, YOGYAKARTA - Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) menggunakan kendaraan listrik buatan Fakultas Teknik UGM yang diberi nama Gadjah Mada Airport Transporter electric (GATe) untuk layanan transportasi.

"Rencananya ada tujuh unit, tetapi, sementara satu unit dulu yang sudah selesai untuk hari ini dan secara simbolis kami serahkan kepada AP I untuk penggunaan di Bandara YIA," kata ketua Tim Pengembang GATe Muh Arif Wibisono, Jumat.

BACA JUGA: Guru Besar UGM Berbagi Gagasan Tangkal Ideologi Transnasional

Penyerahan kendaraan listrik yang diproduksi UGM kepada PT Angkasa Pura I berlangsung di Balairung UGM, Yogyakarta.

GATe yang dikembangkan mulai tahun 2019 didesain sebagai kendaraan bandara berkecepatan rendah di bawah 25 km per jam dengan kapasitas 4 hingga 6 orang.

BACA JUGA: Berita Duka, Taufik Meninggal Dunia, Kami Ikut Berbelasungkawa

Arif mengatakan kendaraan listrik itu menggunakan baterai lithium yang bisa menempuh jarak hingga 70 km setelah diisi daya selama enam sampai tujuh jam.

Dalam pengembangan GATe, menurut dia, tim peneliti berupaya meningkatkan penggunaan komponen lokal sesuai dengan Peraturan Presiden yang mengatur tentang penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

BACA JUGA: Berapa Jumlah Imbalan Azis Samual kepada Debt Collector untuk Mengeroyok Haris Pertama?

"Sebenarnya hampir semua bisa kita produksi sendiri tapi masih dalam skala prototipe, sehingga butuh proses lagi untuk mencapai keandalan untuk dipakai oleh konsumen. Saat ini sudah sekitar 50 - 60 persen," kata Arif.

Dia menambahkan tim peneliti akan terus melakukan pengembangan pada GATe hingga jumlah komponen yang bisa diproduksi meningkat.

Prototipe GATe sendiri telah diuji di beberapa lokasi, di antaranya di lingkungan kampus UGM, Bandara YIA, dan Candi Borobudur, dengan berbagai pengukuran performa yang dibutuhkan.

"Sekarang masuk ke tahun ketiga untuk finalisasi, jadi ini sudah cukup matang. Tinggal mungkin ada beberapa perbaikan nantinya sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen seperti apa," ujar dia.

Riset kendaraan listrik untuk kebutuhan khusus dilakukan melalui kerja sama LPDP dengan Direktorat Penelitian UGM.

Fakultas Teknik UGM juga menerima bantuan Dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan PT Angkasa Pura I untuk pembuatan dan pengembangan GATe.

Rektor UGM Prof Panut Mulyono berharap kendaraan itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendukung pelayanan di bandara.

"Ini adalah suatu penghargaan bagi kami di UGM, dan juga sebagai pengujian untuk produk yang telah dibuat. Jika diperlukan tentunya akan dilakukan perkembangan untuk perbaikan kualitas sehingga menjadi lebih baik," kata Panut.

Rektor mengatakan produk ini diharapkan dapat digunakan tidak hanya di YIA tetapi juga di berbagai bandara di Indonesia, sebagai alternatif bagi kendaraan untuk transportasi bandara yang diimpor dari berbagai negara.

"Tentu kami berhadap bandara di Indonesia akan memanfaatkan mobil listrik buatan kita sendiri," ujar dia. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler