jpnn.com - JAKARTA - Politikus Partai Demokrat, Didik Mukrianto menyesalkan sejumlah pihak yang menilai Agus Harimurti Yodhoyono belum layak sebagai cagub DKI karena usianya masih muda.
Menurut Didik, pengkritik Agus yang mengkaitkan dengan usia, sama sekali tidak paham sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Nama Ibas Tak Muncul, PKB Langsung Sreg ke Mayor Agus
"Pihak yang kritik Mas Agus dengan alasan terlalu muda ikut pilkada DKI, itu karena mereka tak paham sejarah dan merasa belum merdeka," kata Didik, kepada wartawan, Minggu (25/9).
Perjuangan Indonesia yang dimulai dengan Kebangkitan Nasional, ujarnya, dipelopori para anak muda yang tergabung dalam organisasi Budi Utomo.
BACA JUGA: Jalani Tes Narkoba, Mas Anies Kagumi Laboratorium BNN
Demikian juga dengan Sumpah Pemuda yang menjadi salah satu tonggak sejarah, menurut Didik, juga dilakukan oleh anak muda.
"Lantas, apa salah Mas Agus kalau menjadi pemimpin di usia muda?," tanya dia.
BACA JUGA: Ahok: Untung Kepala Saya Nggak Pitak
Selain itu, Didik juga menyebut dua sosok proklamator RI, Bung Karno dan Bung Hatta yang juga masih sangat muda ketika mereka menjadi bagian dari motor perjuangan Indonesia.
"Jadi jangan mendeskreditkan Mas Agus karena usianya yang muda. Sangat picik kalau cara pandangnya seperti itu. Meski usianya masih sangat muda, Mas Agus kaya prestasi baik di dinas kemiliteran maupun akademik non-militer di usianya yang 38 tahun," ungkapnya.
Didik justru mempertanyakan loyalis Ahok yang mengaku Soekarnois, sedangkan prilaku pihak yang didukung jauh dari kepribadian Soekarno dan para pejuang kemerdekaan lainnya.
Para pejuang lanjutnya, tidak pernah berkata-kata kasar kepada para penjajah sekalipun. Apalagi kepada anak bangsa sendiri. Sikap memaki-maki justru ditunjukkan para penjajah kepada para pejuang dan rakyat Indonesia.
"Pelajari, bagaimana sosok para pejuang terutama Bung Karno. Pernahkah dia berkata-kata kasar kepada Belanda yang menjadi penjajah?," tanya Didik lagi.
Bandingkan, ujar Didik, dengan prilaku Ahok yang marah-marah dan memaki-maki bawahannya, orang kecil atau wong cilik atau orang yang tidak sepaham dengan dirinya.
BACA: Tentara Ingusan Kok Mau Memimpin DKI...
"Apakah sikap yang seperti ini yang dicontohkan para pendiri bangsa? Masyarakat bisa menilai sendirilah," pungkasnya. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kontestan Pilgub DKI Harus Lolos Tes Kesehatan, Kejiwaan dan Narkoba
Redaktur : Tim Redaksi