jpnn.com, MEDAN - Anggota Komisi XI DPR Maruarar Sirait mengharapkan perbankan peduli pada rakyat kecil dan kalangan ekonomi lemah. Ara -panggilan akrabnya- menyatakan hal itu saat menjadi pembicara seminar nasional yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Medan, Sumatera Utara, Jumat (14/7).
Dalam seminar nasional bertema Peran Industri Jasa Keuangan Dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Sumut itu Ara melakukan dialog dengan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Berbeda dari pembicara lainnya sebagaimana seminar konvensional, Ara memilih mendengar aspirasi dari peserta terlebih dahulu.
BACA JUGA: BTN Sukses Salurkan Kredit Hingga Rp 156 Triliun
Politikus PDI Perjuangan itu merasa perlu tahu kondisi lapangan, termasuk aspirasi Kadin Sumut. Dengan demikian, Ara mengharapkan jawabannya pun sesuai dengan kondisi riil.
BACA JUGA: Utang Pemerintah di Era Jokowi Membesar, Ini Pembelaan Maruarar
Seminar Nasional bertema Peran Industri Jasa Keuangan Dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Sumut di Medan, Jumat (14/7).
"Kebijakan harus berbasis realitas sehingga nyambung. Apalagi kalau bicara ekonomi Indonesia, masih banyak undergound economy," ujarnya.
BACA JUGA: OJK Minta BPR Terapkan Pendekatan Baru
Dalam dialog itu ada Wakil Ketua Umum Bidang Perbankan dan Permodalan Kadin Sumut Syafruddin Siregar yang menyampaikan aspirasinya. Dia mengharapkan UU Perbankan direvisi agar pemerintah lebih berpihak pada bank prekreditan rakyat (BPR).
Syafruddin mengatakan, saat ini BPR ini ada di seluruh pelosok dan peduli pada pengembangan usaha kecil menengah (UKM). "Di sini ada sekitar 60 dari BPR. Kami mohon dukungan. Sebab ekonomi negara juga bisa tumbuh apabila di desa ada pertumbuhan," ungkap Syafruddin.
Menjawab hal ini, Ara menyatakan bahwa negara memang harus hadir dengan membuat regulasi yang adil. Yang pasti, sambungnya, negara harus memberikan perhatian lebih kepada dua pihak, yaitu kelompok yang lemah dan yang berkualitas.
"Perbankan yang lemah atau perbankan yang bagus harus diberi insentif. Bank juga harus memberikan insetif kepada nasabah yang loyal dan patuh," ungkap Maruarar.
Pada kesempatan sama, Direktur Bisnis dan Komersial BRI Donsuwan Simatupang mengatakan, di Sumatera Utara memang ada perlambatan pertumbuhan kredit. Namun, sambungnya, sektor pertanian dan konstruksi mengalami tren positif.
"Kini BRI pun terus berupaya menjalin kerja sama dengan masyarakat melalu agen BRI untuk meningkatkan akseptabilitas perbankan," katanya.
Dewan Komisioner OJK Nelson Tampubolon juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, OJK juga sudah membuat program agar keterjangkuan perbankan bisa masuk ke desa-desa.
Harapannya, ekonomi di perdesaan pun makin maju. "Ini sesuai dengan program pemerintah membangun dari pinggiran, membangun dari desa," tutur komisioner OJK yang membidangi pengawasan perbankan itu.(ysa/rmol/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Krisis Keuangan Perbankan, LPS Usulkan Premi PRP 0,05 Persen
Redaktur : Tim Redaksi