jpnn.com, JAKARTA - Politikus muda PDI Perjuangan Maruarar Sirait meyakini isu suku, agama, ras dan antar-golongan (SARA) tak akan menggerus elektabilitas Presiden Joko Widodo. Menurutnya, politik identitas tak akan mendapat tempat di masyarakat meski ada pihak yang selalu memainkannya.
"Hampir tidak ada orang Indonesia yang menginginkan politik identitas digunakan untuk memenangkan suatu kontestasi," kata Ara -panggilan akrab Maruarar- dalam diskusi dan rilis hasil survei Indo Barometer bertema Evaluasi 3,5 Tahun Jokowi-JK : Quo Vadis Nawacita di Hotel Atlet Century, Jakarta, Selasa (22/5).
BACA JUGA: Mahasiswa Sebut Jokowi Haram, Fadli Zon Bilang Begini
Maruarar menuturkan, politik identitas memang masih mewarnai perpolitikan nasional saat ini. Ketua umum Taruna Merah Putih (TMP) itu menegaskan, ada pihak yang memainkan politik identitas untuk memenangi kontestasi politik.
"Realitas sekarang, Indonesia hari ini seperti itu (politik identitas, red). Politik identitas dan SARA untuk memenangi sebuah kontenstasi jelas berlawanan dalam demokrasi kita," ujar Maruarar dalam diskusi yang juga dihadiri Ketua DPR Bambang Soesatyo dan pengamat politik M Qodari.
BACA JUGA: Pujian Bamsoet untuk Capaian Positif Presiden Jokowi
Lebih lanjut Ara mengatakan, pengakuan dan realitas dalam politik identitas merupakan dua hal yang berbeda. Dia meyakini mayoritas rakyat Indonesia masih mencintai Pancasila, kebinekaan dan demokrasi.
Bambang Soesatyo memperkuat pernyataan Ara. Legislator Golkar itu mengharapkan aparat bisa menangkal politik identitas demi menciptakan suasana kondusif.
BACA JUGA: Relawan Jokowi Harus Jeli Melihat Potensi Penggaet Suara
"Salah satu yang kita lihat belakangan ini adalah politik identitas. Makanya kita harapkan aparat kemananan bisa menjaga kondusifkan pilkada, pemilu dan Pilpres mendatang," katanya.(jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Simak, Tanggapan Terbaru Jokowi soal Isu PKI
Redaktur : Tim Redaksi