Bang Pangi: Yusril Bisa Jadi Jalan Tengah untuk Dampingi Prabowo di Pilpres 2024

Jumat, 13 Oktober 2023 – 18:26 WIB
Prabowo Subianto dan Yusril Izha Mahendra. Foto: Humas PBB

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengatakan Koalisi Indonesia Maju (KIM) tengah menghadapi tantangan serius dalam menentukan bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto.

Kerumitan dalam menentukan calon wakil presiden ini disebabkan oleh kuatnya tarik-menarik kepentingan antara sesama anggota koalisi.

BACA JUGA: Survei LRP: Yusril Mencuat, Khofifah Laku untuk Prabowo dan Ganjar

"Di tengah situasi ini, nama Yusril Izha Mahendra dianggap sebagai sosok yang layak dipertimbangkan sebagai jalan tengah untuk mengakomodir berbagai kepentingan dan memperkuat bagunan koalisi Indonesia Maju," ucapnya, dalam keterangan yang diterima, Jumat (13/10).

Menurutnya, argumentasi ini setidaknya didukung dengan beberapa alasan logis yang bisa dipertimbangkan para pengambil kebijakan di internal Koalisi Indonesia Maju.

Pertama, Yusril dengan pengalaman panjang dalam pemerintahan dan keahlian di bidang hukum dan pakar tata negara, memiliki modal yang sangat berharga dalam menjawab tantangan pemerintahan ke depan.

BACA JUGA: Yusril Siap Jadi Cawapres Pendamping Prabowo Jika Deadlock

"Lemahnya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi merupakan pekerjaan rumah yang masih tersisa dari pemerintahan saat ini, sebagaimana tercermin dalam data survei Voxpol Center Research and Consulting," ujarnya.

Data Voxpol Center Bulan Agustus 2023 menunjukkan bahwa 62,6 persen dari publik menilai bahwa korupsi masih sangat marak.

Dalam konteks ini, Yusril Ihza Mahendra menjadi makin relevan dan sangat dibutuhkan untuk mengatasi problem pekerjaan tersisa masalah penegakan hukum dan agenda pemberantasan korupsi.

BACA JUGA: Sekjen PBB: NU dan Muhammadiyah Bisa Berikan Kesempatan kepada Yusril

"Menurut pandangan saya, Yusril Ihza Mahendra akan sangat cukup membantu Prabowo dalam melanjutkan agenda penegakan hukum dan pemberantasan korupsi," ujarnya.

"Saya rasa Prabowo-Yusril akan menjadi pasangan yang saling melengkapi, paket komplementer. Prabowo akan lebih fokus kepada persoalan pertahanan dan keamanan serta persoalan hubungan luar negeri, sementara Yusril bisa fokus terkait upaya pemerintah dalam melanjutkan agenda penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, dengan segudang pengalaman dan jam terbang yang dimilikinya," imbuhnya.

Menurut Pangi, keahlian Yusril dalam bidang hukum dan tata negara menjadi nilai plus yang tak terbantahkan. Pengalaman panjangnya dalam pemerintahan, yang mencakup berbagai jabatan strategis, memberikan wawasan yang mendalam tentang kompleksitas sistem pemerintahan.

"Kombinasi ini memberinya wawasan yang mendalam tentang isu-isu yang penting bagi masyarakat Indonesia dalam menjawab tantangan pemerintahan di masa depan," katanya.

Kedua, Yusril Ihza Mahendra adalah sosok senior dalam dunia politik dan pemerintahan yang telah mencapai prestasi gemilang dan menjaga reputasinya bersih selama bertahun-tahun. Saat isu korupsi menjadi fokus utama perhatian masyarakat Indonesia, memiliki pemimpin yang dapat diandalkan dalam hal integritas adalah suatu keharusan.

"Yusril telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang dapat diandalkan dengan catatan prestasi yang membanggakan. Ini adalah faktor penting yang membuatnya menjadi pilihan menarik bagi berbagai segmen pemilih," ucapnya.

Oleh karena itu, lanjutnya, Yusril adalah pilihan yang sangat menarik berkat integritasnya sebagai tokoh senior yang terbukti bersih dan bebas dari praktek korupsi, serta rekam jejak karier cemerlangnya.

Yusril memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam pemerintahan Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan data Voxpol Center dalam survei yang sama dimana 54,2 persen pemilih menginginkan calon pemimpin yang jujur, bersih dan bebas dari korupsi, tentu ini menjadi poin tambahan yang membuat sosok Yusri layak untuk dipertimbangkan.

Ketiga, Yusril Ihza Mahendra sebagai solusi yang berpotensi meraih dukungan luas dari berbagai segmen pemilih, khususnya pemilih muslim moderat. Yusril Ihza Mahendra dikenal dengan sikap moderatnya, dalam situasi politik yang semakin kompleks sikap moderat adalah elemen lem perekat yang sangat penting untuk meraih dukungan dari berbagai segmen pemilih.

"Pemilih muslim moderat merupakan kekuatan besar di Indonesia dan Yusril dengan pandangan moderatnya memiliki potensi untuk memenangkan hati dan simpati dukungan dari segmen pemilih ini. Sikapnya moderat ini menjadikan Yusril sebagai pemimpin yang bisa mengemban tugas-tugas penting dalam iklim politik yang kompleks dan beragam," paparnya.

Keempat, aspek penting yang juga perlu dipertimbangkan adalah perlindungan hukum yang mungkin diperlukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah ia tidak lagi menjabat sebagai presiden, Yusril menjadi opsi yang layak dipertimbangkan dalam hal ini.

Dengan latar belakangnya yang kuat dalam bidang hukum dan tata negara, serta pengalamannya dalam beberapa pemerintahan sebelumnya, Yusril dapat menjadi “perisai hukum” yang efektif bagi mantan presiden untuk mengakhiri pemerintahannya dengan “soft landing” dan khusnul khotimah dalam karir politiknya.

Kelima, pemilih di dalam memutuskan pilihan cawapres sangat signifikan pengaruhnya ditentukan figur kandidat calon wakil presiden sebesar 67,6 persen, sementara pengaruh partai politik pengusungnya hanya sebesar 6,8 persen.

Itu artinya pemilih lebih cenderung tertarik pada kapasitas figur/ketokohan kandidasi, ketimbang partai politik pengusungnya. Dari data di atas, Yusril bisa saja nanti mundur dari ketua umum PBB agar bisa menjadi tokoh netral, tanpa sekat, lebih luwes dan leluasa bergerak menjadi bagian representasi yang berdiri di atas semua kelompok, golongan dan kepentingan partai mana pun.

Oleh karena itu, figur Yusril adalah sosok yang punya kans menjadi cawapres pendamping Prabowo. "Tantangan Indonesia kedepannya saya rasa cukup berat, dibutuhkan cawapres yang mampu mengatasi persoalan dan masalah-masalah di atas," tutupnya.(ray/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler