Bang Reza: Batin Ferdy Sambo Tertekan, Jangan Sampai Dia Melakukan Tindakan Fatal

Sabtu, 31 Desember 2022 – 08:59 WIB
Mantan Kepala Divpropam Polri Ferdy Sambo menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pakar psikokogi forensik Reza Indragiri Amriel menilai batin eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo sedang dalam keadaan tertekan.

Reza mewanti-wanti agar pihak kepolisian betul-betul menjaga terdakwa perkara pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, guna mencegah hal yang tidak diinginkan.

BACA JUGA: Kubu Bharada E Hadirkan Romo Magnis Suseno hingga Reza Indragiri, Ini Alasannya

"Jangan sampai dia (Ferdy Sambo) melakukan tindakan fatal terhadap dirinya sendiri. Jangan lupa, berdasarkan penelitian prevalensi orang yang mengakhiri hidup sendiri atau bunuh diri secara persentase di kepolisian lebih tinggi dibanding masyarakat umum," kata Reza dalam keterangannya, Sabtu (31/12).

Reza mengakui memang awalnya terkesan tidak akan melakukan perlawanan ekstra atau ala kadarnya saja atas kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Ferdy Sambo Menggugat Jokowi dan Kapolri, Kompolnas Bereaksi, Konon Persoalan Cinta

Namun, lanjut Reza, secara sistematis Ferdy Sambo menembangkan dua strategi perlawanan. 

Pertama, atribusi ekternal, jelas Reza, menyalahkan mendiang Yosua sebagai penyebab lantaran diduga melakukan pelecehan terhadap Putri Candrawathi.

BACA JUGA: Ferdy Sambo Dipecat dari Polri, Kasus Brigadir J Langsung Lancar

Ferdy Sambo pun membalas dengan pembunuhan.

"Kedua, ironi viktimisasi. Yakni, FS dan PC geser posisi mereka bahwa mereka sejatinya adalah korban. Korban yang melakukan pembelaan diri," ujar Reza.

Reza mengatakan kini Ferdy Sambo tampaknya sadar bahwa dua strategi itu akan patah dengan sendirinya.

Pasalnya, kata dia, klaim pemerkosaan tidak akan pernah menjadi fakta hukum.

"Justru sebaliknya, dua strategi FS malah seolah memasok alasan kepada hakim untuk memberatkan hukuman sekiranya FS nanti divonis bersalah," kata Reza.

Reza juga melihat Ferdy Sambo tengah memgembangkan strategi termutakhirnya, yaitu, diffusion of responsibility.

Menurut Reza, Ferdy Sambo menolak bertanggung jawab sendiri karena Bharada Eliezer disebut ikut menembak Brigadir J.

Dalam dakwaan jaksa penuntut umum (JPU), Bharada Richard menembak Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo. 

"Sebaliknya, FS seakan siap bertanggung jawab asalkan Eliezer juga dikenakan tanggung jawab yang setara," tutur Reza.

Reza mengatakan strategi terbaru Ferdy Sambo itu tampak "lebih baik" karena Bharada Richard Eliezer masih hidup, sehingga memungkinkan dilakukan pengujian di ruang sidang.

Di sisi lain, Reza melihat semua upaya Ferdy Sambo itu justru bisa berdampak kontraproduktif terhadap dirinya. 

Reza mengatakan mejelis hakim akan memahami serangkaian manuver Ferdy Sambo itu sebagai cerminan seorang terdakwa yang tidak menyesali perbuatannya.

"Ini sekali lagi menyediakan justifikasi bagi hakim untuk memperberat sanksi pidana jika FS divonis bersalah," kata Reza. (cr3/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler