jpnn.com, JAKARTA - Politikus DPI Perjuangan Ruhut Sitompul menganggap peserta demo mahasiswa menolak RKUHP hingga RUU KPK di banyak daerah, tidak paham masalah.
"Jadi, aksi-aksi sekarang, saya anggap itu orang-orang yang demo tidak tahu masalah. Enggak enak kalau gua bilang, eh siapa di belakang kalian? Kan begitu," kata Ruhut saat dihubungi JPNN, Rabu (25/9).
BACA JUGA: Anak STM Ikut Demo Mahasiswa: Rekayasa Lalin Kembali Diberlakukan
Apalagi bicara RKUHP, katanya, sebelum ada penolakan yang masif, Presiden Joko Widodo alias Jokowi sudah menolak duluan. Hal itu dibuktikan dengan sikap suami Iriana itu meminta pengesahan induk undang-undang pidana itu ditunda.
"Kalau bicara penolakan RKUHP, sebelum orang-orang (menolak) sudah presiden duluan, kan presiden yang menolak. Lo (pedemo) sudah salah di situ," tukas Ruhut.
BACA JUGA: Demo Mahasiswa soal Revisi UU KPK Salah Alamat ke DPR
Terkait perubahan UU KPK, mantan anggota Komisi III DPR ini juga menilai para mahasiswa dan aktivis yang sekarang melakukan aksi tidak mengerti persoalan.
"Kalau mengenai revisi UU KPK, kau ngerti enggak UU KPK itu bagaimana? Kau pernah enggak seperti Ruhut Sitompul bela KPK? Tapi sekarang saya setuju revisinya, kenapa? Karena KPK umurnya sudah 17 tahun memang harus dilihat," tutur Ruhut.
BACA JUGA: Analisis Kiai Maman soal Pendompleng Demo Mahasiswa untuk Ganggu Pelantikan Jokowi
Dia mengingatkan bahwa publik jangan salahkan PDI Perjuangan atas revisi UU KPK. Sebab, lembaga antirasuah itu lahir di eranya Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2002, 17 tahun silam.
"17 tahun lalu aktivis itu pada umur berapa? Paling umur dua, tiga tahun, ngerti enggak? Itu memang harus direvisi, karena KPK sudah tidak seperti dulu lagi. KPK, lima komisioner produk DPR, kok menari di atas gendang wadah pegawai," jelas pria yang juga berprofesi sebagai lawyer ini. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga