jpnn.com - jpnn.com -Perusahaan Umum (Perum) Perumahan Nasional (Perumnas) menyiapkan dana sebesar Rp 3 triliun untuk membangun 30 ribu rumah sepanjang tahun ini.
Anggaran itu didasarkan harga rata-rata rumah yang dibangun Perumnas sebesar Rp 100 juta.
BACA JUGA: Sinar Mas Land Tawarkan Apartemen Bergaya Urban
"Kalau rata-rata Rp 100 juta dikali 30 ribu, sudah Rp 3 triliun," tutur Direktur Korporasi dan Pengembangan Bisnis Perumnas Galih Prahananto di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Rabu (25/1).
Pendanaan untuk pembangunan 30 ribu rumah di tahun ini, lanjut Galih, didapatkan dari sisa Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun 2015 dan 2016 lalu.
BACA JUGA: Pengembang Pertanyakan Kriteria Lahan tak Produktif
Selain itu, Perumnas juga mengandalkan pendanaan dari internal perseroan.
"Kemarin 2015 kami dapat PMN Rp 1 triliun, 2016 dapat Rp 250 miliar. Ditambah dengan ekuitas sudah ada menjadi sekitar Rp 3 triliun. Kami masih punya loan juga sehingga kita cukup lah," ujar Galih.
BACA JUGA: Properti Mewah Susah Tumbuh, Rumah Murah Dominan
Rumah yang dibangun Perumnas bakal dijual maksimal Rp 300 juta.
Sebagian rumah yang dijual Perumnas juga mendapatkan subsidi KPR berupa Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
KPR FLPP ditujukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Kalau kami nggak bisa lebih dari maksimal Rp 300 juta. FLPP kurang lebih 40-50 persen," tutur Galih.
Dari target pembangunan 30 ribu rumah tahun ini, sebanyak 20 ribu di antaranya merupakan verical houses.
Sedangkan sisanya merupakan rumah tapak alias landed houses.
"Tahun ini 30 ribu di berbagai macam tempat. Tahun ini kami berimbang sedikit lebih banyak vertikalnya. Jadi dari 30 ribu itu, sepuluh ribu kira-kira landed dan 20 ribu vertikal," jelasnya.
Pembangunan hunian vertikal dilakukan untuk menyiasati terbatasnya lahan di daerah perkotaan.
"Karena kami market research survey pasar banyak kebutuhannya di kota-kota besar," kata Galih. (ers)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Properti Baru dan Bekas Sama-Sama Tumbuh
Redaktur & Reporter : Ragil