Bangun Infrastruktur Migas Rp 2 Ribu Triliun

Sabtu, 20 Agustus 2016 – 11:14 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com - JAKARTA – Investasi di sektor hulu dan hilir minyak serta gas tak terpengaruh menurunnya harga minyak dunia. Investasi di sektor hulu dan hilir migas telah mencapai USD 172,3 miliar atau sekitar Rp 2 ribu triliun.

Angka itu merupakan perhitungan Kementerian ESDM. Dirjen Migas Kementerian ESDM Wiratmaja Puja mengungkapkan, investasi tersebut berasal dari dana pemerintah dan swasta.

BACA JUGA: Investasi Sukuk Cukup Rp 2 Juta, Bunga 6,9 Persen

Investasi di sektor hulu, antara lain, masuk ke Jambaran dan Tiung Biru di Blok Cepu senilai USD 6,6 miliar; Blok A Aceh USD 1,3 miliar; serta Jangkrik Complex Project di Blok Muara Bakau USD 5,9 miliar.

Selain itu, ada Indonesia Deepwater Development Bangka USD 12 miliar dan kilang LPG Tangguh Train III senilai USD 8 miliar.

BACA JUGA: Emiten Infrastruktur Sesuai Ekspektasi, Waskita Karya Paling Moncer

Final investment decision (FID) proyek di Papua Barat itu sudah dikeluarkan BP dan pembangunan akan dimulai. ’’Ada juga Masela. Total investasi di sektor hulu mencapai USD 82 miliar,’’ kata Wirat.

Blok A Aceh yang digarap Medco Energy saat ini memasuki tahap pembangunan infrastruktur. Tangguh Train III yang dikerjakan BP telah masuk tahap desain dengan target tahun depan groundbreaking dan onstream pada 2019.

BACA JUGA: Kucuran Capital Inflow Bikin IHSG Meroket

Proyek migas di level middle stream juga membutuhkan banyak biaya. Berdasar perhitungan Ditjen Migas, diperlukan setidaknya dana USD 42 miliar atau Rp 550 triliun.

Di antaranya, refinery development master plan (RDMP) kilang Bontang, kilang Balongan, dan kilang Cilacap. Pertamina juga akan diprioritaskan membangun kilang mini berkapasitas 6 ribu barel per hari (bph) hingga 19 ribu bph di delapan kawasan, mulai Sumatera Utara hingga Maluku.

Pemerintah menilai investasi di sektor midstream mutlak dibutuhkan karena Indonesia sangat memerlukan kilang minyak. Saat ini konsumsi BBM mencapai 1,6 juta barel per hari.

Kapasitas kilang Indonesia hanya separuhnya. Karena itu, pemerintah mengimpor BBM hingga 800 ribu bph. Bagaimana untuk investasi di sektor hilir migas?

Wirat menyebutkan bahwa dibutuhkan dana investasi sedikitnya USD 48,3 miliar. Bentuknya adalah jaringan pipa gas untuk transportasi dan gas bumi rumah tangga, virtual pipeline, hingga konversi minyak tanah ke elpiji di kawasan timur Indonesia. (dim/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kembangkan Bandara Silangit, AP II Targetkan 200 Ribu Penumpang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler