jpnn.com - JAKARTA – Tak salah jika menjadikan Moeldoko sebagai sosok teladan. Pria asal Kediri, Jawa Timur itu mampu menjaga keamanan Indonesia dengan baik saat menjadi Panglima TNI.
Usai lengser pada Agustus 2015 lalu, Moeldoko juga masih memberikan sumbangsih besar untuk masyarakat. Setelah membangun Masjid Moeldoko, pria kelahiran 8 Juli 1957 itu juga membuat proyek irigasi untuk petani.
BACA JUGA: Pak Ahok, Tolong Simak Komentar Pak Jimly Soal Cuti Kampanye Ini
Tepatnya bagi petani di Gunung Kidul, Jogjakarta yang selama ini dikenal punya kendala dengan kekeringan dan tanah tandus. Nantinya proyek itu akan dijalankan dengan teknologi pompa air tanpa motor.
Mekanismenya, air dari Kalisuci akan ditampung. Dengan daya dorong air itu sendiri, air akan dialirkan sampai ketinggian 133 meter di mana area persawahan petani berada.
BACA JUGA: Menteri ESDM belum Setor LHKPN, Begini Reaksi KPK
Targetnya, proyek itu bisa mengairi sawah seluas 300-400 hektare di Desa Pacarejo dan Seman u di Kecamatan Pacarejo. Pompa air tanpa motor dengan membendung Kalisuci merupakan proyek pengangkatan air tertinggi yang pernah dibangun di Indonesia.
Sebelumnya, pengangkatan air dari sungai ke reservoar alias bak hanya sekitar 20 meter.
BACA JUGA: DPR: Kalau Hanya Kata Fredi Budiman, Itu Sulit!
“Latar belakang saya membuat proyek air tanpa motor ini karena ingin mengabdi pada masyarakat meski sekarang sudah purna (dari TNI),” kata Moeldoko saat menghibahkan proyek itu pada petani di Semanu, Senin (8/8).
Yang unik, Moeldoko sempat nyemplung ke proyek itu. Tak sedikit pun terlihat kacanggungan di wajahnya. Moeldoko terlihat sangat enjoy bergabung dengan para petani.
Tentang pemilihan Gunung Kidul sebagai lokasi, Moeldoko punya alasan sangat kuat. Lulusan terbaik penerima Adhi Makayasa 1981 itu ingin membalas budi kebaikan warga Gunung Kidul.
“Waktu letnan dua, kami latihan di sana. Saya melihat warga kesulitan air. Saya lantas merenung, apa hal itu tak bisa diatasi? Dulu warga ada yang memberi air minum, ubi rebus,” tambah Moeldoko.
“Saya ingin zaman pendidikan TNI di mana prajurit wajib mengikuti napak tilas Panglima Besar Soedirman. Saya sangat mengagumi warga Gunung Kidul yang baik hati memberi bantuan makanan dan minuman pada prajurit yang melintasi rute gerilya,” imbuhnya.
Moeldoko mengaku ingin mengangkat derajat hidup dan perekonomian masyarakat. Inovasi itu murni karya anak bangsa dan pengelolaannya akan diserahkan pada warga.
“Dengan irigasi ini diharapkan panen akan meningkat. Dari semula hanya sekali setahun dengan sistem tadah hujan, semoga bisa menjadi tiga kali setahun,” tambah Moeldoko.
Keputusan Moeldoko membangun proyek itu disambut gembira para petani. Wasilah salah satunya. “Kami sangat menyambut baik proyek irigasi dengan sistem pengangkatan dari Sungai Kalisuci. Baru kali ini ada upaya nyata bantuan ke petani,” ujar Wasilah.
Di sisi lain, proyek itu tetap diusung dengan semboyan 3M yang selama ini menjadi tagline Moeldoko. Yakni Mudah, Murah dan Melimpah. Sebelumnya, Moeldoko juga mendukung total penemuan teknologi microbubble generator (MBG) yang telah dikembangkan oleh tiga mahasiswa UGM.
Yaitu Muhammad Nabil Satria Faradis dan Fajar Sidik Abdullah dari teknik mesin dan Untarini Febrian Ramadhani (manajemen FEB). Teknologi itu bisa membuat distribusi oksigen dalam kolam menjadi lebih sempurna.
Meski terdiri dari rangkaian sederhana yakni pompa dan pipa, teknologi itu bisa meningkatkan kualitas air di kolam pembiakan ikan sehingga mendukung pertumbuhan ikan dalam kolam. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Jam Diperiksa BNN, Ini Kata Eks Kalapas Nusakambangan
Redaktur : Tim Redaksi