jpnn.com, JAKARTA - Peresmian jalan tol layang Jakarta-Cikampek oleh Presiden Joko Widodo, Kamis (12/12) lalu bisa dianggap sebagai salah satu upaya pemerintah memenuhi hak asasi manusia, khususnya di bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya (Ecosoc).
Hal ini disampaikan anggota Komisi V DPR RI yang membidangi Infrastruktur, Syarif Abdullah Alkadrie
BACA JUGA: Tol Layang Jakarta-Cikampek Dipastikan Beroperasi 11 Hari Lagi
Menurutnya, HAM bukan hanya berupa hak sipil seperti kebebasan berpendapat, berserikat, dan lainnya, tapi juga akses terhadap infrastruktur, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
BACA JUGA: Ucapan Jokowi Dikritik Pimpinan KPK, Stafsus Presiden Langsung Klarifikasi
Jalan layang tol yang mulai dibangun sejak 2017 itu, rencananya mulai digunakan pada liburan natal dan tahun baru. Harapannya, bisa mengurai kemacetan dari Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Menurutnya, itu sejalan dengan harapan parlemen yang ingin masa libur Natal dan Tahun Baru 2020 masyarakat berjalan tertib dan aman.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Revisi UU ASN tentang PPPK hingga Rencana Jokowi Terkait Nasib Guru
Dia mengatakan, DPR telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan polisi untuk meminimalisir kecelakaan lalu lintas.
"Kami ingin zero accident, keamanan harus safety betul," katanya.
Syarif meminta pemerintah mengutamakan kenyamanan masyarakat yang hendak mudik ke kampung halaman. Jangan sampai para pemudik menghabiskan waktu di jalan karena macet.
"Kemudian kenyamanan, kepergiannya mereka bisa nyaman, tidak macet, dan kalau macet tidak seperti lalu, seperti brexit dan lain-lain," ujar Syarif.
Jalan tol layang sepanjang 36,4 kilometer tersebut merupakan jalan bertingkat yang dibangun di atas jalan tol Jakarta-Cikampek.
Tol layang ini dibangun untuk memisahkan kepadatan kendaraan di jalur perjalanan Jakarta-Bekasi-Cikarang dengan jalur perjalanan jarak jauh.
Seperti tujuan Cirebon, Bandung, Semarang, dan Surabaya sehingga diharapkan bisa mengurangi kemacetan jelang Natal dan Tahun Baru.
Selain tol layang Jakarta-Cikampek saat ini ada juga Tol Trans Jawa yang menghubungkan Merak Hingga Pandaan Surabaya.
Di Sumatera ada Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), yaitu ruas tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka) sepanjang 189 km dan Tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi sepanjang 61 km.
Infrastruktur jalan raya itu sangat bermanfaat bagi masyarakat dan bidang logistik karena memangkas waktu tempuh serta biaya perjalanan.
Keberadaan tol ini, menurut pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, sungguh membantu bagi pengemudi truk mempercepat tiba di tujuan.
Akademisi dari Teknik Sipil Unika Soegijapranata itu juga mengingatkan soal keamanan dan keselamatan saat berkendara di jalan tol.
"Jika publik sudah harus membayar, maka aspek keamanan dan kenyamanan wajib disediakan sesuai standar pelayanan minimal layanan jalan tol," ucapnya. (flo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia