Bangun Peradaban Indonesia, Butuh Restorasi Pancasila

Jumat, 05 Juli 2019 – 08:12 WIB
Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan, Indonesia tidak boleh menjadi bangsa yang tertutup. Sejarah menunjukkan bahwa sejatinya Indonesia adalah bangsa yang terbuka. Keterbukaan, Bhinneka Tunggal Ika, itu adalah DNA bangsa kita.

"Seminar ini mengingatkan kita agar menyiapkan diri menghadapi dunia baru. Kita tidak mungkin menutup diri dari perkembangan dunia. Tapi kita juga tidak boleh terjun bebas begitu saja," kata Menteri Muhadjir saat menutup Seminar Nasional Kebangsaan di Jakarta, Kamis (4/7).

BACA JUGA: Pemuda Pancasila Sangat Mendambakan Kembalinya UUD 1945

Pembangunan manusia dan kebudayaan, lanjutnya, harus diutamakan, karena itulah dasar kekuatan Bangsa Indonesia. Dalam lima tahun terakhir sudah terjadi kemajuan di bidang ini. Indeks Pembangunan Manusia naik terus dan mencapai 71,39 persen di tahun 2018.

"Saya berharap seminar ini akan memperkuat gerakan kebudayaan kita di semua daerah," ucapnya.

BACA JUGA: Wali Kota Bogor Bima Arya Bongkar Kecurangan PPDB Sistem Zonasi

Seminar nasional kebangsaan bertema "Kebudayaan Indonesia dalam Dimensi Kekinian dan Perspektif Masa Depan" melahirkan sejumlah rekomendasi yang diharapkan memerkuat karakter budaya di berbagai lini.

BACA JUGA: Yusril Sangat Berpengalaman, Diaz Hendropriyono Punya 3 Gelar Master dari AS

BACA JUGA: Pancasila: Ideologi Jalan Tengah

Direktur Jenderal Direktorat Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menyebut salah satu rekomendasi itu adalah pencanangan agenda makro-strategis dengan menjadikan jalan kebudayaan sebagai jalan pembangunan Indonesia.

Ini dilakukan untuk membentuk peradaban baru yang tangguh dan mampu meneguhkan sumber-sumber ekonomi baru.

Selain itu perlunya membangun peradaban Indonesia dengan menjadikan Pancasila sebagai dasar negara dan jati diri bangsa, sehingga dibutuhkan restorasi Pancasila menjadi kebudayaan untuk mendukung pembangunan peradaban bangsa.

Seminar ini juga merekomendasikan pencarian bentuk-bentuk implementasi budaya kewargaan yang menumbuhkan rasa cinta tanah air dan rasa persatuan Indonesia dengan kesadaran perwujudan nilai-nilai Pancasila melalui bentuk-bentuk budaya daerah dan kearifan lokal.

"Mencari makna dan merumuskan bentuk operasionalisasi instrumental yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dari nilai-nilai intrinsik kearifan lokal yang kita warisi dari masa lalu," ujarnya.

Sementara di tataran mikro-taktis, seminar ini melahirkan agenda kampanye #IndonesiaBahagia untuk mengajak semua kalangan dan masyarakat luas melakukan kerja bersama memajukan kebudayaan. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banser Serbu Balai Kota DKI Gara-Gara Felix Siauw, Apa Kata Anies Baswedan?


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler