Banjarnegara Mampu Capai IP 300 dengan Aplikasi Pertanaman CSA

Rabu, 25 Mei 2022 – 19:15 WIB
Lahan pertanian. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation (SIMURP) merupakan kegiatan modernisasi dan rehabilitasi jaringan irigasi yang mendesak dan penting yang pelaksanaannya dilakukan lintas kementerian.

Kegiatan ini difokuskan pada upaya strategis pemerintah untuk mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global yang saat ini makin terasa untuk membangun pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) yang tersebar di 24 kabupaten dalam sepuluh provinsi.

BACA JUGA: Perkuat Teaching Factory, Cetak SDM Pertanian Andal

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pertanian cerdas iklim memiliki dampak positif untuk pertanian.

Proyek SIMURP ini sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Pertanian yang difokuskan pada tiga tujuan pembangunan pertanian.

BACA JUGA: 3 Fakta Istri Tertangkap Basah Main Kuda-kudaan Sama Selingkuhan, yang Terakhir, Hmm

"Tepatnya penyediaan pangan bagi 273 juta rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan ekspor," ujar dia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan climate change atau perubahan iklim menyebabkan elnino, kemarau berkepanjangan dan banjir.

BACA JUGA: Suami Mencari Nafkah, Istri Puas Main Kuda-kudaan Sama Selingkuhan, Digoyang 2 Ronde

"Menyebabkan produksi turun, bahkan, akan gagalkan panen dan tanam. Petani kita bakal gagal dapat duit," ujarnya saat membuka Pertemuan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan SIMURP Komponen A Tahun 2022 di Aruss Hotel, Semarang, secara virtual, Selasa (24/5).

Dedi menambahkan dampak lain serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

Untuk mengantisipasinya dengan menciptakan inovasi yang mampu perlambat gas rumah kaca.

"Kementan telah melakukan antisipasi tersebut, yaitu menghasilkan inovasi berupa varietas padi yang toleran terhadap kekeringan, banjir, tetapi produktivitasnya tetap tinggi. Selain itu, dengan melakukan pertanian cerdas iklim atau Climate Smart Agriculture melalui pemupukan berimbang dan lemanfaatan air secara baik," tegasnya.

Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Bustanul Arifin Caya mengungkapkan kegiatan SIMURP mampu meningkatkan produktivitas dan penurunan gas rumah kaca.

"Melihat manfaat kegiatan tersebut, lokasi proyek SIMURP yang awalnya hanya di delapan provinsi, sekarang bertambah menjadi sepuluh provinsi," ujarnya.

Selain meningkatkan produktivitas, menurut Bustanul, kegiatan SIMURP sekaligus sebagai penguatan fungsi penyuluhan.

"Selama pandemi Covid-19, APBN, dan APBD fokus untuk menghadapi pandemi. Dengan kegiatan yang dibiayai SIMURP memberikan kontribusi dalam mendukung pembangunan pertanian. Selain terus melakukan penguatan sinergi, koordinasi dan sinkronisasi lintas Kementerian untuk bekerja bersama dalam pembangunan pertanian," kata Bustanul.

Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara Totok Setya Winarna mengatakan sinergi lintas kementerian untuk menyukseskan suatu kegiatan sangat diperlukan.

Untuk meningkatkan hasil pertanian, diperlukan peningkatan kapasitas SDM.

"Dengan SDM yang cerdas, maka alam bisa dikuasai. Contohnya dengan perubahan iklim ini, kita tetap bisa meningkatkan produktivitas," katanya.

"Petani sekarang sudah banyak yang melaksanakan CSA, mulai dari mengelola tanah, menggunakan dan membuat pupuk organik, sampai pemilihan benih yang mampu meningkatkan produktivitas. Dari kegiatan SIMURP tersebut, kini Kabupaten Banjarnegara mampu menaikkan produktivitas dar IP 200 menjadi IP 300. Harapan saya, ke depan bisa menjadi IP 400," ujar Totok. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Najamuddin Tertangkap Basah Berduaan di Rumah Janda Cantik, Iqbal Asnan Marah


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler