Banjir Bandang ‘Makan” Korban, Operasi SAR Dilanjutkan

Selasa, 31 Januari 2017 – 16:47 WIB
ILUSTRASI. FOTO: Dok. Timor Express/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Kupang dan sekitarnya, Senin (30/1) kemarin, mengakibatkan banjir bandang di wilayah Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto. Empat orang pekerja pada proyek jalan yang sedang ditangani PT. Waskita Karya di wilayah tersebut terseret banjir bandang sekira pukul 13.50 Wita.

Dua orang ditemukan meninggal, satu korban hingga malam tadi masih dinyatakan hilang. Sedangkan dua korban lain selamat dari kejadian itu. Lokasi kejadian berjarak sekira 500 meter dari kawasan mega proyek Bendungan Raknamo.

BACA JUGA: Korban Banjir Bisa Dapat Layanan Gratis di Sini

Para korban adalah Moses Masan, 28 (pengawas jalan rabat), Rahmat Priyadi, 24, Juju alias Ade Jumad, 45, dan Reza alias Suriaman. Reza berhasil menyelamatkan diri dan dibawa ke RSUD Naibonat untuk mendapat perawatan medis.

Sementara korban Rahmat Priyadi asal Ternate dan Jujuh asal Garut, Jawa Barat ditemukan tim SAR gabungan dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah kedua korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang untuk proses visum et Repertum. Sementara korban Moses Masan, asal Pati, Jawa Tengah, belum berhasil ditemukan.

BACA JUGA: Semangati Korban Bencana, Mensos Berkantor di Bima

Kepala Kantor SAR Kelas B Kupang, Ketut Gede Ardana yang dikonfirmasi Timor Express (Jawa Pos Group) via ponsel, mengatakan kejadian itu diketahui berkat laporan Fenti B. Foes yang juga karyawan PT. Waskita Karya.

“Kami terima laporan bahwa empat korban itu terseret banjir bandang saat sedang beristirahat di dekat lokasi bendungan Raknamo, atau pada koordinat 10°07'38,53"S-123°55'50,69"E,” sebut Ardana.

Merespons laporan tersebut, kata Ardana, pihaknya langsung menerjunkan tim rescuer untuk melakukan operasi SAR. Dibantu pihak Polres Kupang, Polsek Kupang Timur, Koramil Camplong, PT. Waskita Karya dan masyarakat setempat.

“Untuk mencari korban yang hilang, operasi SAR akan kami lanjutkan,” kata Ardana.

Sementara itu, Kabid Humas Polda NTT, AKBP Jules Abast yang dikonfirmasi koran ini mengatakan berdasarkan laporan dari pihak Polres Kupang, telah dilakukan kordinasi dengan pihak PT Waskita sebagai pelaksana proyek pembangunan Bendungan Raknamo untuk menghubungi keluarga korban.

“Kami juga mengimbau masyarakat untuk tidak berada di sekitar proyek bendungan,” kata Jules.

Sementara itu, Kepala Proyek Bendungan Raknamo, Muhamad kepada koran ini menjelaskan kronologis kejadian tersebut. Sesuai keterangan dari korban selamat Suryaman dan Erick Arifin, jelas Muhammad, saat kejadian itu lima pekerja itu sedang melaksanakan pekerjaan leveling lahan untuk pengecoran jalan (Rigit Pafment) pada lokasi tersebut.

Lokasinya di jembatan tiga dari jalan masuk ke lokasi proyek. Cuaca pagi hingga siang pukul 12.00 Wita cerah. Sehingga setelah makan siang, lima pekerja Moses Masan (Ass Pelaksana PT. WK), Ade Jumat (Jujuh)/pekerja, Rahmad Supriyanto (supri)/pekerja, Erik Arifin (Erik)/operator alat dan Suryaman (Surya)/pekerja melanjutkan pekerjaan mereka.

Pada pukul 13.00 Wita, cuaca mulai mendung disertai gerimis. Moses lalu memerintahkan Erick untuk menghentikan pekerjaan. Sementara Jujuh, supri, Surya lebih dahulu berteduh di bawah jembatan atas inisiatif Moses.
Setelah parkir alat, Erick dan Moses menyusul ke bawah jembatan dengan maksud untuk berteduh dari hujan yang sudah mulai deras.

"Kondisi air yang mengalir di sungai melalui jembatan tidak begitu besar, mengalir melalui sisi kiri dan kanan jembatan (box culvert)," jelas Muhammad.

Sedangkan pada tengah jembatan (box culvert), lanjut Muhammad, masih belum ada aliran air. Sementara hujan makin deras. Kira-kira pukul 13.15 Wita air yang mulai meninggi kurang lebih sepaha, Moses sempat menelpon pelaksana lain (Didik) untuk minta dijemput.

Sementara Erick berinisiatif naik ke atas untuk mengambil tambang karena seingat Erick di atas ada tambang. Maksudnya untuk membantu empat orang temannya yang masih di bawah.

"Saat keluar dari kolong jembatan, Erick merasa kesulitan karena aliran air yang cukup deras menghambat pergerakan karena saat itu menggunakan sepatu kerja boot karet," jelas Muhammad lagi.

Namun, akhirnya Erick sampai di atas jembatan dan menurunkan tali tambang untuk empat rekannya. Namun, oleh Moses mengarahkan untuk terlebih dahulu menyelamatkan tas. Setelah tas berhasil diangkat, Erick menyimpan tas di tempat yang terlindung dari hujan sambil mencari bantuan pekerja yang lain untuk menolong dengan tambang yang ada.

Erick bertemu Abdul dan Ujang pekerja lainnya yang sedang berteduh di bawah pohon jati. Mereka bersama-sama kembali menuju ke jembatan untuk menolong rekannya. Namun, setiba di jembatan sudah ada dua orang masyarakat lokal yang kebetulan lewat sementara memegang tambang di atas jembatan menarik empat rekan Erick di bawah jembatan yang berjuang melawan derasnya arus banjir.

Beberapa saat sempat bertahan dalam kondisi arus banjir yang cukup besar hingga kelelahan, Suryaman mengaku pasrah dan melepas pegangan tambang dan hanyut terbawa arus. Suryaman hanyut, dengan kondisi setengah sadar karena kepala terbentur kayu yang hanyut. Suryaman terbawa arus ke tepi dan berhasil menyelamatkan diri. Sementara tiga rekannya juga hanyut namun tidak terdeteksi ke arah mana.

Erik yang melihat rekan-rekannya hanyut lalu pergi mencari bantuan untuk bersama mencari di sepanjang alur sungai.

Diperkirakan pukul 13.20 wita tim proyek bersama-sama ke lokasi, menyebar menelusuri sungai mencari empat korban yang hanyut. Yakni Suryaman yang berhasil menyelamatkan diri bertemu dengan tim proyek yang melakukan pencarian dan langsung dibawa ke RSUD Naibonat Kabupaten Kupang untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Tim SAR baru tiba sekira Pukul 15.15 Wita untuk membantu pencarian. Pukul 16.30 wita dua orang yakni Jujuh dan Supri ditemukan kurang lebih 1,5 km dari lokasi kejadian dalam keadaan meninggal dunia. Pukul 18.30 wita pencarian tim proyek, tim SAR dan dibantu warga dihentikan karena kondisi tidak memungkinkan.

Moses Masan sampai pencarian dihentikan diperkirakan pukul 18.30 wita belum ditemukan. Pencarian akan dilanjutkan hari ini oleh Tim SAR, tim proyek, TNI dan Masyarakat. Tim SAR bermalam di lokasi kejadian untuk melanjutan pencarian tadi pagi.(31/1).(joo/ito/fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler