jpnn.com, SURABAYA - Sejumlah wilayah di Kota Surabaya tergenang banjir akibat hujan deras yang mengguyur sejumlah wilayah di Kota Pahlawan, Jawa Timur, pada Rabu (15/1) sore. Namun, air dalam hitungan beberapa jam saja sudah surut.
Pihak Pemerintah Kota Surabaya menyebut mempunyai strategi dalam mengatasi banjir agar cepat surut dalam dua jam.
BACA JUGA: Berikut Beberapa Kawasan di Surabaya yang Terendam Banjir
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Erna Purnawati di Surabaya, Kamis mengatakan ada berbagai upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi banjir, salah satunya yakni memastikan 204 pompa yang berada di 59 titik rumah pompa dalam kondisi baik.
"Kalau terkait sarana prasarana di Surabaya, Insya Allah semua kondisinya siap. Apalagi sama ibu wali kota, pompanya juga sudah diganti yang besar-besar (kapasitas), sehingga air cepat surut," kata Erna saat ditemui wartawan di ruang kerjanya.
BACA JUGA: Pengamat Ini Heran Masih Ada yang Bela Anies Baswedan soal Banjir
Rumah pompa tersebut juga dibackup dengan genset. Hal ini untuk mengantisipasi ketika terjadi listrik padam, rumah pompa itu masih dapat bekerja. Setidaknya, ada 111 genset yang telah disiapkan pemkot untuk mendukung kinerja di rumah-rumah pompa tersebut.
"Sebagus apapun pompa kita, kalau listriknya mati misal dalam 10 menit saja, maka air pasti sudah langsung naik (meluap). Nah, itu sudah diantisipasi juga oleh ibu wali kota dengan pengadaan genset," ujarnya.
BACA JUGA: Dulu Bersama Mendukung Prabowo, Sekarang Bertengkar Terus di Twitter
Namun begitu, Erna menyebut walaupun kondisi rumah pompa sudah maksimal, terkadang ada beberapa penyebab, seperti dedaunan yang membuat saluran tersumbat sehingga air tidak bisa masuk ke dalam saluran kemudian meluap ke jalan.
"Kadang ketika hujan disertai angin, ada dedaunan atau apa-apa itu menutup saluran sehingga air tidak bisa masuk ke box culvert," katanya.
Salah satunya banjir yang terjadi di kawasan Ruko Darmo Park II Mayjend Sungkono Surabaya pada Rabu (15/1). Selain saluran yang kondisinya kecil, beberapa dedaunan juga terlihat menyumbat, sehingga mengakibatkan air meluap ke jalan. Namun karena sigapnya jajaran di Pemkot Surabaya, genangan air dalam waktu sekitar dua jam langsung surut.
Erna menjelaskan, saluran di kawasan Ruko Darmo Park II, Mayjend Sungkono Surabaya tidak mampu menampung derasnya air hujan, karena salurannya terbilang kecil. Sebenarnya sejak 2017, pihaknya sudah berencana untuk memasang box culvert di kawasan itu. Namun terkendala dengan perizinan dari pihak pengembang.
"Mulai tahun 2017 itu waktu aku bangun pedestrian, aku minta izin ke pihak pengembang untuk bongkar pagarnya agar box culvert besar bisa masuk, supaya dia tidak tergenang. Tapi mereka tidak mau. Padahal nanti kalau pekerjaan selesai, tak rekondisi (saya perbaiki pagarnya, red)," kata Erna.
Apalagi, kata dia, di kawasan tersebut kondisi tanahnya juga lebih rendah karena itu dibutuhkan box culvert di kedua sisi jalan dengan ukuran besar agar mampu menampung debit air ketika hujan deras turun. Makanya, Erna memastikan akan berkomunikasi kembali dengan pihak pengembang, supaya kawasan Ruko Darmo Park II Mayjend Sungkono bisa dipasang box culvert.
"Tempatnya dia (ruko) memang lebih rendah, dia di bawahnya jalan. Tapi kalau dibangun saluran (box culvert) yang besar, Insya Allah tidak lagi banjir," katanya.
Dia menjelaskan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sangat peduli terhadap permasalahan banjir. Karenanya, ketika hujan deras turun, Wali Kota Risma selalu ikut terjun langsung untuk memantau kondisi Kota Surabaya.
"Karena menurut ibu wali kota, ketika warganya terkena banjir, itu akan semakin menambah miskin mereka, karena perabotan mereka bisa rusak dan sebagainya, makanya ibu wali kota juga ikut terjun," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo