Banjir di Sumut dan Sumbar, Puluhan Orang Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Oktober 2018 – 16:33 WIB
Orang meninggal. ILUSTRASI. FOTO: Pixabay.com

jpnn.com, JAKARTA - Hujan deras yang melanda wilayah di Sumatera Utara (Sumut) dan Sumatera Barat (Sumbar), Kamis (11/10) dan Jumat (12/10) telah menyebabkan bencana banjir bandang dan longsor di beberapa tempat. Dampak yang ditimbulkan cukup besar.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat (Humas) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, berdasar data yang dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut dan Sumbar, banjir dan longsor menyebabkan 20 korban meninggal dunia, 15 orang hilang dan puluhan luka-luka di empat wilayah yaitu di Kabupaten Mandailing Natal, Kota Sibolga, Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Pasaman Barat.

BACA JUGA: Banjir dan Longsor Terjang 11 Daerah di Sumbar, 6 Meninggal

Banjir dan longsor melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal Sumut, yaitu Kecamatan Natal, Lingga Bayu, Muara Batang Gadis, Naga Juang, Panyambungan Utara, Bukit Malintang, Ulu Pungkut, Kota Nopan dan Batang Natal pada Jumat (12/10) pagi dan sore hari. Data sementara tercatat 13 orang meninggal dunia dan 10 orang hilang di Mandailing Natal.

Sebanyak 11 murid madrasah di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal, Sumut, meninggal dunia tertimpa bangunan yang hancur diterjang banjir bandang pada Jumat (12/10) sore saat jam pelajaran sedang berlangsung. “Diperkirakan 10 orang hilang,” kata Sutopo, Sabtu (13/10).

BACA JUGA: BNPB Bantah Pengusiran Relawan Gempa dan Tsunami Sulteng

Dia menyatakan kejadian berlangsung mendadak. Sungai Alek Saladi, tiba-tiba mengalir dengan debit besar dan membawa lumpur, serta meluap sehingga menerjang madrasah. “Jumlah korban hilang masih dapat berubah karena belum bisa dipastikan. Korban tertimbun lumpur dan material tembok yang roboh,” katanya.

Sementara itu pada Sabtu (12/10) pagi ditemukan dua korban meninggal lagi akibat kendaraan masuk sungai dan hanyut. Korban meninggal adalah satu anggota Polri dari Polsek dan satu pegawai PT Bank Sumut. Dua orang berhasil diselamatkan dari kendaraan yang hanyut.

BACA JUGA: Cihui, Ada Ucapan Selamat dari Raisa untuk Sutopo BNPB

Dampak banjir bandang dan longsor di Mandailing Natal lain adalah 17 unit rumah roboh, lima unit rumah hanyut, ratusan rumah terendam banjir dengan ketinggian 1-2 meter di Kecamatan Natal dan Muara Batang Gadis. Delapan titik longsor berada di Kecamat Batang Natal,” katanya.

Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban masih dilakukan. Kondisi medan berat karena desa-desa terdampak berada di pegunungan, pinggir hutan dan akses sulit dijangkau karena rusak. BPBD Mandailing Natal, BPBD Provinsi Sumatera Utara, TNI, Polri, SAR Daerah, SKPD, PMI, dan relawan menangani darurat bencana.

Bupati telah menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor di Kab Mandailing Natal Sumatera Utara selama 7 hari (12-18 Oktober 2018). “Kebutuhan mendesak adalah bahan makanan pokok dan alat berat,” jelasnya.

Hujan juga menyebabkan longsor di beberapa daerah di Kota Sibolga, Sumut, Kamis (11/10) pukul 16.30. Longsor menyebabkan empat orang meninggal dunia, satu luka berat, dan tiga luka ringan. Kerugian material meliputi 25 rumah rusak berat, empat unit rumah rusak sedang dan sekitar 100 rumah terendam banjir dengan tinggi 60-80 centimeter.

Sementara itu, banjir bandang juga terjadi di Nagari Tanjung Bonai, Jorong Kalo-Kalo, Jorong Ranah Batu di Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada Kamis (11/10) pukul 20.30 WIB. Banjir bandang menyebabkan empat orang meninggal dunia dan tiga hilang. Terdapat korban anak-anak atas nama Anis (2,5) dan W.Efendi (10) yang hanyut akibat banjir bandang. Korban meninggal lain adalah Roni (30) dan Yerinda (56). Sedangkan 3 korban hilang adalah Erizal (55), Daswirman (58) dan Yusrizal (45).

Selain itu, terdapat enam orang luka-luka, enam unit rumah rusak berat, tiga kedai rusak berat, satu ruko rusak berat dan dua jembatan rusak berat. BPBD Tanah Datar bersama TNI, Polri, SKPD, relawan dan masyarakat melakukan evakuasi dan pencarian korban. Pencarian dilakukan menyusuri sungai yang ada. Alat berat digunakan untuk membantu pencarian korban dan membersihkan lumpur.

Bupati Tanah Datar telah menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari (12-18 Oktober 2018). Pembukaan dapur umum untuk relawan dan masyarakat terdampak telah didirikan.

Beberapa wilayah di Kabupaten Pasaman Barat juga terjadi longsor dan banjir pada Kamis (11/10) pukul 19.30. Wilayah yang mengalami bencana adalah Kecamatan Pasaman, Ranah Batan, Koto Balingka, Sei Beremas, Lembah Melintang, Gunung Tuleh, Talamau, Sasak dan Kinali.

Korban satu orang meninggal dunia dan dua hilang. Kerusakan meliputi sekitar 500 unit terendam banjir, tiga unit jembatan gantung roboh dan dua unit rumah hanyut. BPBD Kabupaten Pasaman Barat bersama aparat lain melakukan penanganan darurat.

“BPBD menyalurkan bantuan logistik untuk korban terdampak. Kebutuhan mendesak alat berat, sembako, selimut dan pakaian. Bupati telah menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari (11-17/10/2018),” pungkas Sutopo.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditemukan 81 Korban Meninggal di Sulawesi Tengah


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler