jpnn.com - JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegur direksi PLN terkait keputusan mematikan listrik selama banjir di ibu kota. Pasalnya, pemutusan listri itu mengakibatkan waduk di Jakarta tak bekerja maksimal.
Alhasil, beberapa tempat penting di Jakarta pun kebanjiran. Salah satu yang menjadi sorotan ialah banjir yang menggenangi kantor Presiden Joko Widodo, Senin (9/2) kemarin.
BACA JUGA: Banjir di Depan Untar dan Trisakti Masih Tinggi
"Saya sudah ngomong sama Direksi PLN. Tolong deh Waduk Pluit harus diberlakukan sama vital seperti di Istana," terang pria yang akrab disapa Ahok itu di kantornya, Jakarta, Selasa (10/2).
Ahok menuding, kelalaian PLN menyebabkan istana terkepung air. Bagi Ahok, keputusan PLN memadamkan gardu di waduk Pluit merupakan sebuah kebijakan yang sangat aneh.
BACA JUGA: Ahok Tak Terima Alasan PLN
Padahal, kata dia, pompa waduk itu sangat penting untuk mencegah banjir. Namun, karena listrik di wilayah Waduk Pluit ikut padam, pompa akhirnya tidak bekerja secara maksimal.
"Kalau Waduk Pluit dimatiin, logikanya harus bisa nampung 1,5 juta kubik air supaya pompa nggak begitu besar. Istana nggak mungkin tenggelam selama Waduk Pluit nggak naik ke ketinggian 0 centimeter. Kemarin sampai segitu karena listrik mati, pompa nggak jalan hujan terus," tegas pria berusia 48 itu. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Banjir di Jakarta, Ahok Salahkan Warga
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terendam Tiga Meter, 500 Warga Kampung Pulo Mengungsi
Redaktur : Tim Redaksi