Banjir Landa Myanmar, 100 Orang Tewas

Senin, 24 Oktober 2011 – 04:24 WIB

BANGKOK - Warga Thailand diperkirakan belum bisa terbebas dari banjir dalam waktu dekatOtoritas setempat memprediksi, air akan mulai surut awal tahun depan.
   
Komando Operasi Pemulihan Banjir menyatakan ketinggian air sungai di wilayah utara, yang sedang mencapai puncaknya, mulai menurun kemarin (23/10)

BACA JUGA: Obama Tarik Semua Tentara AS dari Iraq Akhir Tahun Ini

Pernyataan tersebut muncul setelah sungai utama di Thailand, Chao Praya, meluap dan memunculkan kekhawatiran bahwa ibu kota akan terendam
Data menyebutkan, ketinggian air sungai mencapai rekornya selama tujuh tahun terakhir.
   
Menteri Kehakiman Prachna Promnok, yang juga kepala komando tersebut menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu khawatir dengan luapan air sungai Chao Phraya, karena kondisinya sudah menurun

BACA JUGA: Ramal Umur Chavez, Dokter Menghilang

Dia juga menyatakan bahwa Klong Prapa, kanal utama yang sebelumnya juga meluap, sudah mulai surut
Karenanya, upaya untuk mengalirkan air ke timur dan barat akan berjalan dengan baik

BACA JUGA: Perangi Rezim Kadhafi, Habis Miliaran Dolar


       
Promnok menambahkan, air bah yang telah meluap ke sejumlah ruas jalan tol di utara ibu kota, termasuk dekat bandara terbesar kedua di Bangkok, Distrik Don Muang, berasal dari meningkatnya air tanah yang juga akan segera mereda
       
Namun di luar jalan tol, kondisinya tetap mengkhawatirkanAssociated Press menemukan, masyarakat berupaya mencari lokasi aman di luar sebuah rumah sakit di utara Distrik Rangsit, dimana air bah setinggi pinggangMenurut data otoritas setempat korban tewas mencapai 356 orang

Sementara itu, banjir juga menghantui negara tetangga Thailand, MyanmarLebih dari 100 orang tewas dalam banjir besar yang diakibatkan badai di Myanmar pusat pekan ini

"Sejauh ini 35 jenasah telah ditemukan, 106 hilangSementara 71 orang juga diyakini tewas akibat banjir," terang seorang pejabat pemerintah yang enggan disebutkan identitasnya kepada Agence Frace Presse"Kami belum menemukan jenasah mereka dan masih melakukan pencarian," tambahnya
   
Sumber tersebut mejelaskan, lebih dari 2000 rumah tersapu air bah yang merendam empat kota  di Provinsi Magway, sepanjang Kamis (20/10) dan Jumat (21/10)Sekitar 6000 rumah masih terendam hingga kemarin
   
Pemerintaj memprediksi nilai kerusakan akibat bencana alam tersebut mencapai USD 1,7 jutaSementara 1500 orang harus tinggal di dua lokasi penampungan di Kota Pakokku.(cak)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cabut Zona Larangan Terbang di Libya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler