Banjir Melanda, Jalur Perbatasan Indonesia-Malaysia Macet Total

Sabtu, 06 Februari 2021 – 09:58 WIB
Kapolsek Beduai, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat AKP Eeng Suwenda saat meninjau banjir di jalur transportasi perbatasan Malaysia-Indonesia (Malindo) di Kecamatan Beduai, Jumat (5/2/2021). (FOTO ANTARA/HO-Polsek Beduai/Istimewa)

jpnn.com, PONTIANAK - Sejumlah wilayah di Kalimantan Barat (Kalbar) terendam banjir, Jumat (5/2).

Jalur transportasi menuju perbatasan Indonesia-Malaysia di beberapa titik di wilayah Kecamatan Beduai, Kabupaten Sanggau, Kalbar terendam banjir hingga ketinggian satu meter.

BACA JUGA: Banjir Besar Melanda Kalbar, 58 Desa Terendam Air, Gelap!

Banjir itu mengakibatkan jalur transportasi wilayah perbatasan RI-Malaysia mengalami macet total.

"Saat ini banjir telah merendam jalur lintas Malaysia-Indonesia (Malindo) sekitar 500 meter dari kantor Polsek Beduai sehingga melumpuhkan transportasi darat," kata Kapolsek Beduai AKP Eeng Suwenda saat dihubungi ANTARA di Beduai dari Pontianak, Jumat (5/2).

BACA JUGA: 2 Harimau Lepas, 1 Pawang Tewas

Ia menjelaskan ketinggian air ini mulai naik sejak pukul 21.30 WIB pada Kamis (4/2) malam.

Menurutnya, pada Jumat (5/2) pagi air telah merendam jalur resmi transportasi Malindo, yang merupakan satu-satunya akses menuju perbatasan dengan negara tetangga itu.

BACA JUGA: Awas! 2 Harimau Lepas, Saat Malam Kian Ganas

"Naiknya ketinggian air ini dampak hujan yang mengguyur daerah kami sejak dua hari terakhir, sehingga mengakibatkan debit air Sungai Sekayam meluap dan menggenangi kawasan rendah di Beduai," katanya.

Dia menambahkan untuk di wilayah Kecamatan Beduai saja, saat ini ada tiga titik lokasi yang telah genangan air banjir, di antaranya depan Kantor Penyuluh Pertanian, Kampung Padang dan Dipan, kemudian Kantor Desa Bereng Bekawat. Paling paling tinggi terendam air banjir, yakni di Kampung Padang.

Eeng menambahkan tingginya kenaikan debit air membuat beberapa pelintas yang menggunakan kendaraan bermotor baik kendaraan roda empat maupun sepeda motor terpaksa berhenti pada titik banjir itu.

Kalaupun ada pengguna sepeda motor yang nekat melewati banjir itu, maka terpaksa harus dipikul atau menggunakan rakit dari warga yang menyiapkannya jasa secara mandiri penyeberangan itu.

"Kami bersama aparat TNI juga langsung turun ke lapangan guna membantu masyarakat yang terdampak banjir. Kepada masyarakat saya mengimbau agar tetap waspada dan berhati-hati dalam menghadapi bencana banjir ini," kata Eeng Suwenda .

Koramil 1202-04/Seluas mencatat puluhan rumah di Dusun Bangum, Desa Seluas dan Dusun Sungai Biang, Desa Bengkawan, Kecamatan Bengkayang, Kabupaten Bengkayang, Kalbar terendam banjir hingga setinggi 1,4 meter dampak meluapnya air Sungai Kumba yang berada di kawasan permukiman.

"Hasil pantauan kami sementara ini untuk di Dusun Bangum, Desa Seluas, ketinggian air mencapai kurang lebih 1,4 meter dan merendam sekitar 30 unit rumah. Untuk Dusun Sungai Biang, Desa Bengkawan, ketinggian air mencapai sekitar 60 centimeter dan merendam 51 unit rumah masyarakat," kata Pjs Danramil 1202-04/Seluas Serma Hamdani saat dihubungi di Seluas, Jumat (5/2).

Dia menjelaskan dari hasil laporan Babinsa setempat ihwal kondisi terkini air masih belum ada tanda-tanda akan surut.

Namun demikian, banyak masyarakat masih bertahan di rumah masing-masing dengan membuat loteng darurat atau rumah panggung.

"Ada juga masyarakat yang mengungsi di tempat yang telah disediakan," kata Serma Hamdani.

Menurutnya, sampai saat ini para Babinsa akan terus memonitor kondisi terkini kedua wilayah tersebut, dan terus melakukan koordinasi dengan Bhabinkamtibmas serta instansi terkait lainnya.

"Mudah-mudahan airnya cepat surut, agar masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti biasa," katanya.

Sementara itu, hujan deras yang terjadi pada Jumat (6/2) dini hari mengakibatkan sejumlah ruas jalan, permukiman penduduk, dan halaman RSUD Abdul Aziz Singkawang tergenang banjir. "Selain di halaman, bangsal anak dan bedah juga kebanjiran," kata Dirut RSUD Abdul Aziz Singkawang, Ruchanihadi di Singkawang, Jumat (5/2).

Ketinggian air diperkirakan sampai anak kaki atau sekitar lima centimeter.

Kejadian tersebut tidak sampai mengganggu dalam memberikan pelayanan ke masyarakat.

"Alhamdulillah, masih bisa diatasi," ujarnya.

Didi sapaan akrabnya berharap hujan tak turun lagi di Singkawang. "Sehingga air yang menggenangi bangsal anak dan bedah bisa cepat surut," katanya.

Menurutnya, genangan air disebabkan faktor curah hujan yang terjadi sangat lebat.

Selain itu, selokan yang ada di samping RSUD Abdul Aziz Singkawang tidak mampu menampung volume air hujan.

Sementara itu, genangan air juga menyelimuti ruas-ruas jalan, halaman perkantoran dan halaman rumah penduduk.

"Laporan sementara genangan banjir telah terjadi di beberapa daerah yang memang rawan terjadi banjir," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Singkawang Jayadi.

Seperti daerah Sakok, Pasar Baru Kelurahan Pasiran, Jalan Suhada Kelurahan Condong, Jalan Pramuka Kelurahan Bukit Batu dan Jalan Hamid Matali Kelurahan Setapuk Kecil. "Ketinggian air diperkirakan 3-10 Cm," ujarnya.

Sepertinya, kata Jayadi, air cukup dalam di hilir. Mulai dari Kelurahan Naram, Sungai Garam, Sungai Rasau, Setapuk Kecil dan Besar dan Semelagi Kecil. (antara/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler