jpnn.com, PASER - Tiga desa di Kecamatan Babulu terendam banjir setelah hujan lebat menguyur Penajam Paser Utara (PPU) sejak Sabtu (9/6).
Ketiga desa adalah Desa Gunung Intan, Desa Sumber Sari, dan Desa Sri Raharja. Sebanyak 277 kepala keluarga (KK) dengan 865 jiwa disebut menjadi korban banjir.
BACA JUGA: Syarat Mengurus Pembuatan Kartu Identitas Anak atau KIA
Bahkan, banjir telah merendam Desa Gunung Intan sejak Selasa (4/6) lalu hingga kemarin air belum juga surut. Malah kian meninggi, mengingat kemarin hujan deras. Setidaknya ada lima RT terkena dampak. Di sana bermukim 135 KK dengan jumlah 400 jiwa.
Tak hanya itu, ada beberapa jembatan penghubung jalan utama ke rumah warga yang hanyut akibat terjangan banjir. Sehingga akses ke tujuan terpisah oleh kanal irigasi selebar 15 meter.
BACA JUGA: Banjir Sapu 121 Hektar Sawah Milik Warga
Baca: BPS Sebut Harga Pangan Sepanjang Ramadan Lebih Baik Ketimbang Periode Sebelumnya
Jembatan yang hanyut berada di RT 17, Desa Gunung Intan sebanyak tujuh jembatan. Lalu di RT 18 sebanyak sembilan jembatan dan RT 19 sebanyak dua jembatan. “Totalnya ada 18 jembatan yang hanyut,” kata Kepala Sub Bidang (Kasubid) Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten PPU Nurlaila kepada Kaltim Post kemarin.
BACA JUGA: Terendam Banjir, Sepuluh Hektare Sawah di Desa Sugiwaras Gagal Panen
Banjir juga merendam sawah dengan luas sekitar 1.500 hektare. Diperkirakan menimbulkan kerugian sekira 60 ton beras yang terancam gagal panen. Tanaman hortikultura berupa cabai dengan luasan sekira 5 hektare pun terancam gagal panen.
Selain itu, jagung seluas kurang lebih 30 hektare ikut terendam. Dengan kerugian yang diperkirakan 90 ton. Ubi rambat seluas 20 hektare dengan kerugian diperkirakan 320 ton.
Sementara itu, di Desa Sumber Sari sebanyak sembilan RT ikut terendam banjir. Akibatnya ada 111 KK dengan jumlah 363 jiwa menjadi korban. “Korban terdampak banjir yang rumahnya sudah surut airnya bisa kembali ke rumah. Namun, masih ada warga yang mengungsi di Kantor Desa Sumber Sari. Ada enam KK dengan 21 jiwa,” imbuhnya.
Di Desa Sri Raharja ada 20 rumah di enam RT yang terdampak. Terdapat 31 KK dengan 102 jiwa. Upaya yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) beserta tim di lapangan, untuk mengurangi tinggi muka air (TMA), yakni membuka pintu air sejak Sabtu (8/6) pagi.
Selain itu, alat berat milik UPT PU Kecamatan Babulu, yakni excavator long arm membersihkan saluran pembuangan primer di area RT 17, Desa Sri Raharja, yang ditumbuhi rumput. “Rerumputan itu membuat aliran air terhambat,” terang perempuan berkerudung ini.
Sementara itu, di Bontang, banjir juga menggenangi sejumlah wilayah di Kelurahan Tanjung Laut, Kecamatan Bontang Selatan. Dari pantauan Kaltim Post di RT 32, RT 33, dan RT 34, Kelurahan Tanjung Laut, terlihat air parit mulai meninggi dan merendam sebagian jalanan.
Bagi rumah yang lebih pendek dari jalan, tentu, air masuk ke rumah. Salah satunya Rahma. Perempuan lanjut usia itu tinggal sendiri dan rumahnya tergenang air. Sehingga Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menyempatkan untuk menyuapi Rahma makanan.
Baca: BPS Sebut Harga Pangan Sepanjang Ramadan Lebih Baik Ketimbang Periode Sebelumnya
Kepala Pelaksana BPBD Bontang Ahmad Yani mengatakan, beberapa wilayah kemarin memang terjadi banjir. Namun, banjir itu tidak terlalu tinggi, hanya sebatas mata kaki orang dewasa. Pun dengan waktunya yang tidak terlalu lama. “Wilayah RT 32, RT 33, dan RT 34, Tanjung Laut, memang datarannya rendah. Sehingga kalau hujan deras, air langsung tergenang, dan bukan banjir kiriman,” ungkap Yani.
Genangan air pun, sebagian masuk ke rumah warga yang paling rendah. Kata Yani, beberapa wilayah rawan banjir dan merupakan area tadah hujan di Bontang yakni di Gunung Telihan, Kanaan, dan Gunung Elai, sampai Bontang Kuala, termasuk Guntung. “Semua wilayah yang pinggir sungai menjadi titik rawan banjir,”ujarnya.
Meski demikian, anggota BPBD Bontang sudah melakukan inspeksi ke beberapa titik rawan banjir. Hasilnya, debit air sungai mulai meningkat, tetapi tidak signifikan. Yang menjadi sumber utama air sungai meluap yakni sungai di wilayah Kilometer 5, Jalan Poros Samarinda-Bontang. “Hasil pantauan terakhir sekitar pukul 15.15 Wita (kemarin) debit air mulai naik secara perlahan. Tapi masih tergolong aman,” terang dia.
Adapun Neni kemarin turun ke lapangan untuk memantau sejumlah wilayah yang rawan banjir. Mengingat saat Lebaran lalu sebagian besar wilayah Kota Taman direndam banjir. Apalagi kemarin Bontang dilanda hujan lebat, sehingga warga diminta waspada. “Kami tidak mencari siapa yang salah, melainkan mencari solusi,” kata Neni di RT 33, Kelurahan Tanjung Laut, Bontang, kemarin.
Menurut dia, banjir yang terjadi di Bontang, jika tidak diatasi saat ini, ke depan akan lebih parah. Dari hasil kajian pemerintah, memang diusulkan sejak 2005 untuk membangun Bendungan Suka Rahmat di Marangkayu, Kutai Kartanegara. “Sudah kami korelasikan, mudah-mudahan bisa cepat dibangun oleh gubernur Kaltim,” ujarnya.
Tingginya intensitas hujan juga membuat sejumlah lokasi di Kutai Kartanegara (Kukar) ikut terendam banjir kemarin (9/6). Di antaranya, Kecamatan Tenggarong dan Tenggarong Seberang. Aktivitas kunjungan wisata saat libur Lebaran otomatis terganggu. Sedangkan warga setempat terpaksa harus melakukan evakuasi harta benda serta keluarga.
Sejumlah kelurahan di Tenggarong yang terendam banjir di antaranya Timbau, Melayu, Loa Ipuh, Maluhu, anji dan Sukarame. Beberapa titik banjir yang parah antara lain di Jalan Tambak Rel, Kelurahan Baru dengan ketinggian mencapai hampir 1 meter. Sejumlah kendaraan yang tak sempat dievakuasi terpaksa dibiarkan terendam banjir.
Tak hanya itu, angin kencang serta arus air banjir menyebabkan pohon tumbang dan longsoran tanah di sejumlah titik. Misalnya di Jalan Ahmad Dahlan dan Jalan Anggana tak jauh dari Waduk Panji Sukarame. Longsoran lain juga terdapat di sekitar kuburan di Kelurahan Panji. Salah satu musala di Jalan Lai juga tertimpa material longsoran.
Bupati Kukar Edi Damansyah kemarin langsung mendatangi sejumlah lokasi titik banjir. Dia memimpin langsung proses evakuasi di sejumlah titik. Di lapangan, dia juga langsung menginstruksikan untuk melakukan evakuasi pohon serta material longsor yang menutup jalan.
Baca: Suami Ungkap Kondisi Terkini Dewi Perssik
Pemadaman listrik juga dilakukan. Sementara itu, proses evakuasi dilakukan oleh tim gabungan dari Polres Kukar, Kodim Tenggarong, Satpol PP Kukar, dan BPBD Kukar.
Edi mengecek aliran drainase serta sungai di sekitar Tenggarong. Dia memboyong sejumlah pejabat, salah satunya Sekkab Kukar Sunggono. “Titik-Titik yang banjir ini memang merupakan lokasi yang biasanya digenangi air. Tapi ini yang tertinggi. Diduga karena intensitas hujan tinggi dan lama,” ujarnya.
Meski tak ada korban jiwa, dia menyebut, jika dampak banjir kali ini sudah mengganggu aktivitas warga. Terkait langkah strategis, dia akan berkoordinasi dengan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) untuk melakukan pengembalian fungsi sungai. Dari hasil pemantauan yang dia lakukan, aliran air di sejumlah drainase diduga mengalir lambat hingga anak sungai.
Aliran-aliran sungai tersebutlah yang nantinya dikembalikan ke fungsi semula. “Kami akan berkoordinasi dengan semua pihak terkait untuk mengembalikan fungsi sungai. Kami berharap adanya dukungan dari warga,” harapnya. (*/kip/mga/qi/rom/k16)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 300 Peserta SKB, Berapa yang Lulus CPNS 2018?
Redaktur & Reporter : Budi