Banjir, Waspadai Hipotermia dan Cara Menanganinya

Kamis, 02 Januari 2020 – 15:33 WIB
Kondisi banjir di Perumahan Puri Citayam Permai Bojonggede yang menyebabkan satu orang tewas. Foto: pojoksatu.id

jpnn.com - Curah hujan dengan intensitas tinggi sempat mengguyur di sebagian besar wilayah Jabodetabek. Bahkan jagat maya Twitter diramaikan tagar #banjir.

Cuaca ekstrem ini pun membuat berbagai wilayah di Jabodetabek banjir. Mirisnya, sejauh ini sudah ada sembilan orang tewas, empat di antaranya lansia yang tewas akibat hipotermia.

BACA JUGA: Banjir Jakarta: Ini Daftar Jalan Tol Jabodetabek yang Ditutup Sementara

Khusus bagi Anda yang terdampak banjir, Anda wajib tahu bagaimana hipotermia bisa terjadi dan cara mencegahnya.

Apa itu hipotermia?

Hipotermia mungkin tidak sepopuler seperti influenza, diare, demam berdarah dengue (DBD), atau demam tifoid. Namun, Anda yang kerap diguyur hujan dan terdampak banjir berisiko terkena gangguan kesehatan ini.

BACA JUGA: Anies Dinilai Kewalahan Tangani Banjir

Hipotermia merupakan kondisi suhu tubuh yang menurun secara drastis. Kondisi ini jelas sangat berbahaya.

Normalnya, suhu tubuh manusia berada di angka 37 derajat Celsius. Nah, ketika seseorang terkena hipotermia, suhu tubuhnya bisa sangat rendah, yakni di bawah 34 derajat Celsius!

BACA JUGA: 6 Kiat Membersihkan Rumah Setelah Terendam Banjir

Kondisi hipotermia dianggap sangat berbahaya karena suhu tubuh yang terlalu dingin bisa menyebabkan organ jantung, otak, dan organ penting lainnya tidak bekerja optimal. Tidak menutup kemungkinan bahwa hipotermia bisa menyebabkan kematian karena peredaran darah terganggu.

Apa penyebab Hipotermia dan bagaimana gejalanya?

Sangat mudah untuk menentukan apa penyebab hipotermia. Yang pertama adalah cuaca yang terlalu dingin dan terpapar air atau angin dingin yang kencang dalam durasi cukup lama.

Karena itu, masyarakat yang terdampak banjir bandang sangat berpotensi untuk terkena hipotermia karena mereka mendapat beberapa pemicu sekaligus, yakni air hujan, banjir, serta angin yang dingin.

Mereka yang terus-menerus terkena air dan angin dingin dari wilayah bercuaca ekstrem akan mengalami gejala hipotermia berupa:

  • Menggigil. Kondisi ini terjadi sebagai mekanisme tubuh melawan suhu ekstrem. Dengan menggigil, panas tubuh akan dihasilkan melalui gerakan otot yang meningkat.
  • Napas menjadi pendek dan lambat.
  • Denyut nadi melemah.
  • Bicara meracau.
  • Lemas serta mulai kehilangan kesadaran.
  • Dan pada bayi, kulit terlihat merah dan sangat sangat dingin.

Bagaimana cara mengatasi hipotermia?

Ketika masyarakat terdampak banjir sudah telanjur terkena hipotermia, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan.

Pertama, bungkus tubuh dengan pakaian kering yang tebal dan selimut. Tak apa-apa bila Anda mengenakan pakaian berlapis-lapis. Semakin banyak kain yang digunakan, semakin cepat suhu tubuh Anda meningkat.

Kedua, jika kondisinya memungkinkan, pergilah ke tempat yang lebih hangat, misalnya ruangan berpenghangat elektrik ataupun ruangan yang ada perapiannya.

Perlu diingat, apabila penderita hipotermia sudah tak sadarkan diri, jangan paksakan untuk diberi minuman hangat apa pun. Itu karena mereka bisa berisiko tersedak dan makin memperburuk keadaan.(klikdokter)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler