BACA JUGA: Lembaga Superbody OJK Tak Mungkin Selesai 2010
Dalam hal ini, Aviliani memandang terjadi ketimpangan yang cukup signifikan terhadap kondisi bank yang ada saat ini di Indonesia."Dari sekitar 120-an bank, hanya 15 bank saja yang menguasai aset hingga 70 persen
BACA JUGA: Korupsi dan Nepotisme, Pemicu Krisis Ekonomi
Selama ini BI hanya fokus pada bank besar yang berdampak sistemik karena menguasai pasarSoal sulitnya pengawasan ini, juga dibenarkan oleh Deputi Gubernur BI Muliaman Hadad
BACA JUGA: BI Evaluasi UU Perbankan
Dalam pemaparannya pada acara seminar pengawasan perbankan di tempat yang sama, Muliaman mengatakan bahwa BI sulit melakukan pengawasan, karena hampir seluruh bank memiliki anak perusahaan seperti asuransi, pinjaman kredit dan program lainnya."Peran bank yang begitu sentral, menyebabkan bank dikatakan sebagai sumber krisisPadahal bisa saja krisis justru bermula dari anak-anak perusahaan iniBI selama ini hanya fokus pada pengawasan bank yang terkonsolidasi, sementara anak-anak perusahaan justru tidak maksimal diawasiKalau banknya tidak masalahTapi kalau anak perusahaan bank tersebut tidak sehat, itu juga bisa jadi masalah," kata Muliaman.
Oleh karena itulah, kata Muliaman lagi, BI akan segera mendorong agar bank-bank umum nasional segera melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO), sehingga menjadi perusahaan go publicHarapannya, dengan demikian akan sekaligus memudahkan BI guna melakukan pengawasan.
"Karena memang hanya sebagian kecil dari 120-an bank yang ada sahamnya mayoritasKebanyakan bank masih dimiliki oleh keluarga dan sulit untuk dilakukan pengawasan," kata Hadad lagi(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mandala Gandeng Cipaganti
Redaktur : Tim Redaksi