jpnn.com, JAKARTA SELATAN - PT Bank Neo Commerce Tbk membeberkan strategi untuk menghadapi industri bank digital yang saat ini kian menjamur.
Direktur Bisnis BNC Aditya Wahyu Windarwo mengakui bahwa saat ini banyak perusahaan yang bermain di industri bank digital. Sebab, kata dia, layanan itu akan terus berkembang.
BACA JUGA: Resmi! Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Sebagai Direktur Utama
"Kami melihat memang animo untuk masuk ke dalam kompetisi layanan perbangkan berbasis digital ini masih terus ada ke depannya. Dan kami menyambut ini dengan sangat positif," kata Aditya dalam acara Public Expose Tahunan 2024 di Jakarta, Kamis (19/12).
Menurut dia, dengan banyak pemain baru yang bermain di industri tersebut maka akan mempermudah masyarakat dalam menentukan pilihan.
BACA JUGA: Upaya Efisiensi Operasional Bisnis Dorong Laba Bank Neo Commerce Jadi Rp 4,06 Miliar
"Kami melihatnya simpel sih berati semakin banyak yang masuk di industri, berarti persaingannya akan semakin sehat. Masyarakat akan mendapatkan banyak pilihan untuk apa yang mereka butuhkan," tutur Aditya.
Meski begitu, dia optimistis bisa bersaing meski persaingan makin ketat.
BACA JUGA: Bank Neo Commerce Fokus Memperluas Segmen Nasabah
Sebab, kata dia, BNC memiliki jumlah registered user yang besar saat ini di Indonesia.
"Kami cukup yakin, kenapa? karena hingga saat ini Bank Neo Commerce adalah bank dengan jumlah registered user terbesar di Indonesia. Kita memiliki lebih dari 26 juta registered user," ungkapnya.
Dia mengatakan jumlah pengguna itu menjadi pembeda BNC dengan pemain bank digital lainnya, terutama dalam mendongkrak pertumbuhan kinerja.
Selain itu, keunggulan lain yang dimiliki BNC adalah fleksibilitas transaksi.
Sebagai pemain baru, NBC terus mengotimalkan layanan bagi segmen nasabah yang disasar.
Dia mengungkapkan sejak awal BNC berfokus pada segmen nasabah menengah ke bawah, meskipun tidak menutup pintu untuk bermain di segmen atas.
Hal itu dinilai menjadi salah satu trik dalam menjaga angka pertumbuhan nasabah.
"Menurut saya ini suatu pembeda yang cukup berbeda dengan kompetitor lainnya dan tidak gampang bagi ecommerce bermain ke industri itu," ungkap Aditya.
Dari catatan NBC, pada September 2024 mereka mencetak laba bersih Rp 4,06 miliar, berbalik dari kondisi rugi sebesar Rp 566,06 miliar di kuartal III 2023.
Terbaru, berdasarkan laporan keuangan perseroan, BNC kembali mencetak laba Rp 6,95 miliar per Oktober 2024.
Ini juga berbalik dari kondisi rugi pada Oktober 2023 yang sebesar Rp 548,49 miliar.
BNC juga menerapkan pengelolaan layanan operasional perbankan yang efisien antara lain melalui optimalisasi layanan transaksi perbankan digital serta penerapan digitalisasi pada proses bisnis. (ddy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akuntabilitas Meningkat, Bank Neo Commerce Canangkan Road To Profitability
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian