jpnn.com - YANGON - Bank Dunia memberikan bantuan senilai USD 2 miliar atau sekitar Rp 24 triliun ke pemerintah Myanmar guna pemberdayaan proyek-proyek untuk meningkatkan akses terhadap energi dan kesehatan di bekas negeri yang pernah dipimpin junta militer itu. Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim pada kunjungan pertamanya ke Myanmar mengatakan, separuh dari dana itu akan digunakan untuk memperluas pasokan listrik.
Saat ini lebih dari 70 persen penduduk Myanmar tidak memiliki akses ke listrik. "Kami meningkatkan dukungan untuk upaya reformasi yang tengah berlangsung di Myanmar karena kita ingin membantu pemerintah lebih cepat memberikan kesejahteraan bagi rakyat miskin," kata Kim seperti dilansir AFP Minggu (26/1).
BACA JUGA: Adu Kepentingan di Pusaran Konflik Ukraina
Ditambahkannya, memperluas akses listrik di negara seperti Myanmar dapat membantu mengubah kehidupan masyarakat. Anak-anak akan dapat belajar di malam hari, toko-toko akan tetap buka hingga malam hari, dan klinik kesehatan akan memiliki lampu dan sumber daya untuk peralatan medis dengan teknologi yang mampu menyelamatkan jiwa. "Listrik akan membantu mengakhiri kemiskinan," ujarnya.
Program ini juga mencakup dana senilai USD 200 juta untuk membantu Myanmar mencapai program kesehatan universal pada 2030. Bank Dunia mencatat bahwa satu dari empat orang di negeri itu terisolasi dari akses layanan kesehatan yang berkualitas.
BACA JUGA: Baku Tembak Pecah di Xinjiang
Sebelumnya, lembaga keuangan yang berbasis di Washington itu sempat menutup kantor perwakilannya di Yangon pada 1987 dan berhenti memberi pinjaman baru setelah junta militer berkuasa. Tahun lalu, Myanmar dibebaskan dari pembayaran tunggakan kepada Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia dengan bantuan dari Jepang. Hal ini memungkinkan kreditur untuk melanjutkan pemberian bantuan keuangan ke negara itu.
Myanmar pernah dikenal sebagai "mangkuk nasi Asia" karena kekayaan pertaniannya . Tapi salah dalam mengurus ekonomi selama hampir 50 tahun karena kekuasaan militer langsung membuat negara ini sangat miskin.(esy/jpnn)
BACA JUGA: Sehari Sebelum Ultah, Presiden UEA Diserang Stroke
BACA ARTIKEL LAINNYA... 14 Tewas Dalam Peringatan Revolusi Mesir
Redaktur : Tim Redaksi