JAKARTA - Bank Dunia beranggapan inflasi dan keterbatasan infrastruktur masih menjadi risiko yang harus diantisipasi dan dikelola IndonesiaDirektur Pelaksana Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah Indonesia mesti mengelola kedua permasalahan tersebut agar perekonomian tetap berjalan dengan baik
BACA JUGA: Ekonomi ASEAN Melambat, Sepakat Integrasikan Moneter
"Masih ada beberapa risiko yang mungkin harus dikelola seperti inflasi dan masalah infrastruktur," kata Sri Mulyani usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bali Intercontinental Hotel, Jimbaran, akhir pekan lalu
Dalam pertemuan sekitar setengah jam itu, mantan menteri keuangan tersebut memberikan masukan serta penjelasan mengenai prospek perekonomian Indonesia dan ASEAN, serta kondisi terkini perekonomian dunia
BACA JUGA: Pajak Ekspor Hambat Industri CPO
Sri Mulyani didampingi oleh Country Director Bank Dunia Indonesia Stefan G Koerbele, Lead Economist Bank Dunia Indonesia Shubham Chauduri, dan Penasihat Managing Director Bank Dunia Robert Saum.Sedangkan presiden didampingi Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Keuangan Agus Martowardoyo, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, serta Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik.
Sri Mulyani mengatakan, ada kesamaan karakteristik persoalan ekonomi di negara-negara berpenghasilan menengah
"Itu dijadikan semacam referensi untuk melihat apakah Indonesia dengan perencanaan dan kebijakan saat ini sedang dilakukan bisa mengatasi masalah itu," kata Sri Mulyani
BACA JUGA: Industri Nasional Belum Peroleh Kepastian Gas
Selain secara khusus membahas Indonesia, Sri Mulyani juga memaparkan proyeksi dan tantangan perekonomian dunia terkiniMisalnya seperti kenaikan harga pangan dan harga minyak mentah dunia karena krisis di Timur TengahJuga, ancaman inflasi akibat kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif selama dua tahun terakhir sebagai langkah antisipasi dampak krisis keuangan dunia pada 2008.
"Itu menyebabkan banyak negara-negara berkembang di dunia mengalami overheating atau capacity constrained," kata Sri Mulyani yang membawahi ekonomi di negara-negara Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Timur dan Pasifik tersebut
Ia mengatakan, dunia harus menjaga momentum pemulihan ekonomiSehingga, pada saat yang sama bisa melihat risiko-risiko yang muncul negara-negara di dunia bisa mendapatkan solusi dalam mengatasi persoalan-persoalan itu(sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bahan Baku Naik, Cicilan Diringankan
Redaktur : Tim Redaksi