jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) berupaya merealisasikan pemisahan (spin-off) unit usaha syariah (UUS) menjadi bank umum syariah (BUS) tahun ini.
Sebelumnya, rencana tersebut sempat tertunda selama setahun.
BACA JUGA: Makin Perkasa, Aset Bank Syariah Mandiri Rp 80 Triliun
Dalam pengurusan spin-off tersebut, Bank Jatim menyiapkan modal Rp 502 miliar. Sebanyak Rp 500 miliar berasal dari kas Bank Jatim.
”Sisanya, yaitu Rp 2 miliar, berasal dari koperasi,’’ kata Direktur Bank Jatim Rudie Hardiono saat pemaparan kinerja Bank Jatim di Jakarta, Kamis (20/4).
BACA JUGA: Bank Jatim Makin Serius Garap UMKM
Dengan modal inti kurang dari Rp 1 triliun, Bank Jatim Syariah nanti termasuk bank umum kelompok usaha (BUKU) 1.
Sementara itu, Bank Jatim kini berstatus BUKU 3 dengan modal inti Rp 5 triliun hingga Rp 30 triliun.
BACA JUGA: BNI Syariah dan UII Bangun Sinergi Hasanah
Setelah spin-off, Bank Jatim Syariah masih akan menjadi entitas Bank Jatim. Namun, selepas tiga tahun, Bank Jatim Syariah bakal dijadikan BUMD Pemprov Jatim.
Pemprov bertindak selaku pemegang saham mayoritas dengan porsi kepemilikan 51 persen.
Rudie menilai, pembentukan Bank Jatim Syariah sebagai BUMD tepat karena Jatim merupakan daerah dengan penduduk muslim terbesar di Indonesia.
Di sisi lain, Bank Jatim tengah sibuk memperbaiki kinerja, terutama menekan rasio kredit bermasalah.
Hingga kuartal pertama 2017, angka nonperforming loan (NPL) Bank Jatim mencapai 4,84 persen.
Angka itu naik tipis jika dibandingkan dengan posisi yang sama tahun lalu, yaitu 4,59 persen.
Menurut Direktur Bank Jatim Su’udi, perbankan umumnya memang sedang terkendala kualitas kredit.
Untuk menurunkan kredit bermasalah, pihaknya akan mendirikan empat kantor wilayah di Jatim.
’’Jadi, penagihan dan kinerja kantor cabang lebih maksimal,’’ ujarnya.
Terlepas dari masalah NPL, Bank Jatim berhasil mencetak laba bersih Rp 340 miliar atau tumbuh 8,68 persen secara year-on-year (yoy).
Meski laba meningkat, pertumbuhan kredit masih seret dengan hanya mencatat angka 3,62 persen.
Tahun ini, emiten berkode saham BJTM tersebut menargetkan pertumbuham kredit yang cukup tinggi, yaitu 11,75 persen. (rin/c18/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Syariah Mandiri Optimistis KPR Tumbuh 13 Persen
Redaktur & Reporter : Ragil